Lihat ke Halaman Asli

Alfito Dinova

Software Engginer

Mengoptimalkan Produktivitas Pertanian dengan Alat Penyiraman Otomatis Berbasis IoT

Diperbarui: 17 Juli 2024   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan alat siram otomatis berbasis IoT kepada Petani (Dokpri)

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya selalu berupaya mengimplementasikan Tri Darma Perguruan Tinggi. Salah satu pilar utama dari Tri Darma tersebut adalah pengabdian kepada masyarakat, yang tak hanya dilakukan oleh para dosen tetapi juga mahasiswa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada semester genap tahun akademik 2023/2024, KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengusung tema "Penerapan Inovasi dan Teknologi Guna Mendukung Pencapaian SDGs Desa". Kelompok KKN R16, yang terdiri dari 33 mahasiswa dengan bimbingan dari Bapak Dr. Bambang Sigit Pramono, S.sos., M.Si., melaksanakan kegiatan di Desa Padi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto selama 12 hari.

Desa Padi terletak di daerah pegunungan dan terdiri dari tiga dusun: Dusun Slawe, Dusun Padi, dan Dusun Tameng. Desa ini terbagi menjadi 12 RT dan 5 RW dengan jumlah penduduk sekitar 1.500 jiwa. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, namun ada juga yang berprofesi sebagai peternak, pedagang, wiraswasta, dan lainnya. Desa yang hijau dan subur ini menjadi latar belakang ideal untuk penerapan inovasi dan teknologi yang direncanakan oleh para mahasiswa.

Dalam lingkungan pegunungan Desa Padi, penerapan teknologi ini dapat menjadi solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi oleh para petani. Daerah pegunungan dengan kondisi tanah yang bervariasi membutuhkan manajemen irigasi yang cermat agar tanaman dapat tumbuh optimal. Penggunaan teknologi dalam pertanian, alat penyiraman otomatis berbasis Internet of Things (IoT), merupakan langkah signifikan untuk mengoptimalkan produktivitas dan efisiensi.

Alat penyiraman otomatis berbasis IoT dapat membantu petani dalam mengelola irigasi secara lebih efektif dan efisien. Teknologi ini memungkinkan pengaturan jadwal penyiraman berdasarkan kondisi cuaca dan kelembaban tanah secara real-time. Selain itu, penggunaan sensor yang terhubung dengan sistem IoT dapat memberikan data yang akurat mengenai kebutuhan air tanaman, sehingga penyiraman dapat dilakukan dengan tepat waktu dan jumlah yang sesuai.

Dengan alat penyiraman otomatis berbasis IoT, petani dapat menghemat waktu dan tenaga, serta mengurangi risiko kekeringan atau kelebihan air yang dapat merusak tanaman. Dengan sistem otomatis ini, mereka bisa lebih fokus pada aspek lain dari pertanian atau bahkan mengembangkan usaha sampingan.

Dengan digagasnya program ini diharapkan Pak Mul selaku salah satu perangkat Desa di Desa Padi dapat mengetahui bagaimana cara penggunaan dari alat penyiram tanaman otomatis yang berbasis IoT tersebut. Dimulai dari bagaimana cara kerja sistem, pemantauan dari layar lcd 16 x 2, dan pengaturan suhu kelembaban pada tanah.

Kegiatan Pendampingan penggunaan alat penyiraman otomatis berbasis IoT ini dilaksanakan pada Sabtu, 14 Juli 2024 di Greenhouse Balai Desa Padi dengan sasaran pak Mul selaku perangkat desa. Sebelum kegiatan pendampingan tentunya kita telah melakukan sebuah rangkaian persiapan dan backtest pada alat yang akan digunakan nantinya.

Cara kerja sistem penyiraman otomatis berbasis IoT sebenarnya cukup sederhana dan menakjubkan. Bayangkan Anda memiliki sebuah taman kecil di rumah. Di setiap sudut taman, terdapat sensor-sensor kecil yang menempel di tanah. Sensor-sensor ini seperti penjaga yang selalu siap memberi laporan tentang kelembaban tanah, suhu udara, dan bahkan intensitas cahaya matahari. Semua informasi ini dikirimkan ke sebuah pusat kontrol, yang bisa kita sebut sebagai otak dari sistem ini. Otak ini adalah sebuah perangkat kecil yang terhubung ke internet yang Bernama mikrokontroler esp8266, memungkinkan kita untuk memantau kondisi kelembaban tanah,suhu dan kelembaban ruangan

Ketika tanah mulai kering dan tanaman membutuhkan air, otak sistem ini akan mengirimkan sinyal ke alat penyiraman untuk mulai bekerja. Alat penyiraman kemudian menyemprotkan air dengan jumlah yang pas, tidak lebih dan tidak kurang, sehingga tanaman mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat. Semua proses ini terjadi secara otomatis, tanpa perlu campur tangan manusia. Kita hanya perlu mengatur beberapa parameter awal  batasan kelembaban yang diinginkan, dan sistem akan berjalan sendiri.

Selain itu, teknologi ini juga mendukung upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di bidang pertanian. Salah satu tujuan SDGs adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan meningkatkan gizi melalui pertanian berkelanjutan. Alat penyiraman otomatis berbasis IoT dapat berkontribusi pada peningkatan hasil panen dan efisiensi penggunaan sumber daya air, yang pada akhirnya mendukung ketahanan pangan di tingkat desa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline