Lihat ke Halaman Asli

Alfiatur Roshida

Call me Allo

Covid-19 Melandai, Beginilah Antusiasnya Wali Murid Tanggapi Sistem Pembelajaran Tatap Muka

Diperbarui: 16 November 2021   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Grobogan- Bukan rahasia lagi jika Covid-19 memberikan banyak dampak bagi kehidupan masyarakat, terhitung hampir 2 tahun lamanya virus ini mewabah menjadi pandemi di seluruh dunia.

Banyak kerugian yang harus dirasakan oleh seluruh golongan masyarakat tak terkecuali pada sektor pendidikan yang hingga saat ini masih terasa dampaknya.

Sejak kasus Covid-19 ini pertama kali diumumkan masuk ke Indonesia, sekolah mulai diganti dengan sistem yang dinamakan dengan sistem daring, yaitu sistem yang menggunakan perangkat informasi/elektronik untuk segala aktivitas pendidikan.

Sistem ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri untuk beberapa golongan, terutama golongan yang gagap teknologi dan bagi mereka yang tidak memiliki perangkat teknologi yang diperlukan seperti handphone dan perangkat komputer.

Permasalahan lainnya adalah susahnya akses internet bagi beberapa wilayah yang memang belum terjangkau akses internet dengan baik dan merata.

Sejak level penularan Covid-19 menurun, pemerintah perlahan mulai memperbolehkan beberapa sekolah mengadakan program pembelajaran secara tatap muka namun dibatasi dengan ketentuan yang berlaku.

Pembelajaran campuran yang dilakukan secara daring dan luring ini disebut juga dengan sistem belajar hybrid maupun sistem pembelajaran blended. Tak dipungkiri hal ini pun disambut baik oleh orang tua murid.

Mereka menilai pembelajaran secara online menjadikan putra-puteri mereka keculitan dalam proses belajar, bahkan tak jarang mereka justru bermain gadget saat pelajaran, "Payah mbak, kalo sekolah pake HP gini bukannya belajar malah main HP" Ucap Sri selaku salah satu orang tua murid di Desa Sambung, Kec. Godong, Kab. Grobogan, yang ditemui oleh Alfiatur Roshida selaku penulis dan anggota KKN UIN Walisongo Semarang.

Sri menambahkan jika anaknya yang berada di kelas 3 SD sering kali tidak memahami apa yang ada di buku, "Kalau sekolah online terus ya lama-lama anak sekolah justru akan semakin tidak mengetahui banyak hal yang seharusnya mereka pelajari, bukannya anaknya yang sekolah malah ibunya. Jadi saat ada pengumuman sekolah tatap muka gini ya saya senang mbak." Ucap Sri mengahiri keterangannya saat diwawancarai oleh anggota KKN UIN Walisongo. (15/11/2021)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline