Lihat ke Halaman Asli

Alfira Fembriant

TERVERIFIKASI

Instagram : @Alfira_2808

Petai, Makanan Khas Indonesia yang Sering Menjadi Bahan Diskriminasi

Diperbarui: 18 Desember 2020   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar from Freepik

Pernahkah anda makan petai?

Bagaimana tanggapan orang sekitar melihat anda usai konsumsi petai?

Percaya diri kah anda usai makan petai?

*

Dari tiga pertanyaan di atas itu lah alasan terciptanya artikel ini. Karena masih banyak orang yang tidak percaya diri untuk mau memakan petai di tengah umum, atau tidak percaya diri untuk berbaur dengan lainnya usai konsumsi makanan yang diolah bersama dengan petai tersebut.

Jangankan anda, saya saja juga tidak percaya diri usai makan petai karena aromanya yang khas meninggalkan jejak dalam jangka waktu yang lama.

Yang membuat tidak percaya diri itu adalah sikap yang diberikan oleh orang-orang sekitar ketika melihat ada yang konsumsi petai langsung menutup hidungnya, pindah tempat, hingga menjauh sementara waktu. Hal-hal tersebut lah yang membuat pecinta petai tidak percaya diri dalam mengkonsumsinya di tempat umum.

Saya sendiri juga suka dengan petai, apalagi kalau dimakan bersama nasi empok (nasi jagung), dengan lauk lainnya seperti ikan teri, menjeng (kedelai berbumbu/lentho), sambal tomat, tempe tahu bacem, daun singkong, hm.... jadi lapar. hehe

Petai ini aromanya sangat menyengat karena kandungan asam amino yang mengandung unsur sulfur, hingga menghasilkan satu gas Hidrogen sulfida yang terkenal sangat bau.

Meskipun aroma yang dihasilkan sangat bau atau menyengat, tapi makanan ini banyak manfaatnya pada tubuh. Seperti mengontrol gula darah, mengobati infeksi, melancarkan sistem pencernaan, dan melawan radikal bebas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline