Lihat ke Halaman Asli

Alfira Fembriant

TERVERIFIKASI

Instagram : @Alfira_2808

Pengalaman Menjadi Ketua Kelas di Awal Kuliah Daring Efek Covid-19

Diperbarui: 17 November 2020   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Pexels

Mulai dari kehilangan teman baik, hingga menemukan teman baik yang sesungguhnya.

Sebelum pandemi Covid-19, kuliah dilakukan di gedung campus. Antara Dosen dan Mahasiswa juga ada chemistry karena bisa bertatap muka dalam kelas, sehingga mata kuliah yang diajarkan kebanyakan bisa dicerna dengan baik.

Saat istirahat semua mahasiswa berkumpul untuk mendapatkan nasi kotak yang disediakan campus untuk dinikmati bersama. Chemistry sesama mahasiswa pun juga terukir dengan cepat seiring dengan waktu yang mengizinkan mereka dalam menjalin sebuah komunikasi dalam komunitas akademi.

Semua tampak baik, karena memang situasi dan kondisinya sedang baik yaitu tidak ada Covid-19. Namun menginjak tahun 2020 ini semua yang baik tersebut beralih 360 derajat, dari kata normal menjadi upnormal.

Salah satunya untuk instansi pendidikan tidak diperbolehkan tatap muka lagi. Hingga memaksa semua instansi pendidikan harus tetap jalan, namun via daring/online.

Penulis terpilih menjadi ketua kelas untuk 3 (tiga) jurusan. Terdiri dari 2 mata kuliah sesuai konsentrasi yang diambil, dan 8 mata kuliah bersama all konsentrasi. Sebelum masa pandemi berlangsung, semua berjalan dengan lancar. Namun sejak pendidikan dialihkan via daring, problem pun mulai terjadi.

Kuliah daring dimulai pada pertengahan Maret 2020. Saat itu semua tehnis perkuliahan daring masih berantakan karena tidak ada kesiapan yang baik dan matang. Semua dilakukan secara spontan dan harus segera dilakukan untuk berjalannya suatu pendidikan.

Pada bulan tersebut masih belum terpikir mengenai kuliah lewat aplikasi Zoom dan sejenisnya. Sehingga perkuliahan hanya lewat via WAG (whatsapp grup) dan juga Edmodo.

Dengan keterbatasan tersebut yang masih kebingungan arah pendidikan ini mau dibawa ke mana, sering kali Dosen hanya memberikan materi namun tidak ada penjelasan berarti. Sehingga untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan juga hasilnya tidak optimal.

Di luar materi kuliah, sebagai ketua kelas juga diberikan wewenang oleh Dosen mengatur manajemen dari para mahasiswa. Salah satunya mengenai absensi kehadiran dan pengumpulan tugas dari para mahasiswa.

Saat itu penulis mengambil kebijakan sistem transparan. Jadi mulai absensi kehadiran dan pengumpulan tugas pun nama-nama mahasiswa akan di share dalam WAG mahasiswa. Seperti siapa saja yang tidak online/hadir pada tiap mata kuliah, siapa saja yang belum mengumpulkan tugas, semua akan dibagikan pada WAG. Sehingga semua bisa melihat, cek & ricek atau saling mengingatkan agar teman lainnya yang off bisa segera dihubungi untuk mengikuti mata kuliah yang berlangsung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline