Nganjuk-Literasi merupakan kemampuan dan keterampilan siswa dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung , dan memecahkan suatu masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu di sekolah-sekolah tertentu Bahasa Jawa semakin hilang karena perubahan zaman, khususnya di SD Negeri 1 Kwagean, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Di era revolusi industri 5.0 sekarang ini semakin maraknya teknologi yang menjadikan masyarakat terlalu mengedepankan sebuah teknologi tanpa memikirkan sisi manusianya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan hasil wawancara di SD Negeri 1 Kwagean pada (10/5/2023).
"Iya memang benar dalam kehidupan yang semakin modern ini membuat anak didik menjadi malas mendengarkan cerita, terlebih lagi cerita Bahasa Jawa. Dimana siswa lebih memilih mendengarkan cerita berbahasa Indonesia menggunakan teknologi digital. Seharusnya siswa diajak mendengar cerita Bahasa Jawa untuk mengenal kosakata yang ada dicerita tersebut. Selain itu, dengan kita mengenalkan cerita Bahasa Jawa pada siswa sudah termasuk melestarikan budaya Jawa" Ujar Elsa guru pendamping SDN 1 Kwagean.
Dalam sekolah SD Negeri 1 Kwagean banyak sekali siswa berprestasi diberbagai bidang, namun dalam bidang Bahasa Jawa sejauh ini belum ada. Bahasa Jawa sekarang ini sangat sedikit sekali peminatnya mungkin karena kurangnya orang tua dan guru dalam mengajarkan Bahasa Jawa kepada anak. Dimana anak merasa kesulitan dalam memahami kosakata Bahasa Jawa. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara (17/5/2023).
"Tidak mbak, tidak suka Bahasa Jawa karena sulit dipahami, kalo ada mata pelajaran Bahasa Jawa ank-anak biasanya malas mbak. Apalagi kalau mendengar cerita Bahasa Jawa, banyak tidak mengerti artinya dan lebih baik mendengarkan Bahasa Indonesia" Ujar Ifa siswa SDN 1 Kwagean.
Mahasiswa KKN-T Proyek Desa Nganjuk mengadakan pembelajaran literasi Bahasa Jawa menggunakan teknologi digital sesuai dengan perkembangan jaman. Dalam kegiatan belajar mengajar ini dilakukan sesuai bidangnya masing-masing, dimana jika ada pembelajaran Bahasa Jawa yang masuk adalah jurusan Bahasa Jawa. Mahasiswa mengembangkan Bahasa Jawa dengan cara mengenalkan cerita Aji Saka dan ditampilkan dilayar proyektor. Aji Saka menceritakan seorang pemuda yang baik hati, pandai dan juga bijaksana. Aji Saka memiliki ciri khas, yaitu selalu mengenakan surban di atas kepalanya, ia sering pergi disuatu tempat ke tempat lain untuk membantu orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan.
Kegiatan literasi Bahasa Jawa ini kami lakukan pada hari Rabu di SD Negeri 1 Kwagean dan ditujukan pada kelas 2. Hal tersebut dilakukan untuk mengenalkan Bahasa Jawa pada anak yang masih belum terlalu paham tentang Bahasa Jawa. Selain itu kami mengambil sekolah menengah ke bawah karena masih suka yang bermain-main dari pada yang serius. Oleh karena itu, kami memberikan materi yang sifatnya masih untuk anak-anak. Pernyataan tersebut sesuai dengan wawancara (24/5/2023).
"Dalam penyampaian materi dengan cara melakukan literasi seperti jaman sekarang ini sangat menarik banyak siswa. Terlebih lagi ada gambar-gambar yang mendukung cerita tersebut sesuai dengan isi ceritanya. Siswa siswi sangat senang jika diajak mendengarkan cerita Bahasa Jawa karena penjelasan materinya dilakukan secara santai" Ujar Zianna pendamping guru SDN 1 Kwagean.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H