Lihat ke Halaman Asli

Potensi Anak Usia Dini yang Bervariasi

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anak Usia Dini pastilah unik-unik dengan sifat mereka yang sangat bervariasi, mereka dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda tidak ada satu pun yang sama meskipun anak tersebut kembar, mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh adik keponakan saya yang sedang menempuh Pendidikan Anak Usia Dini sebut saja namanya Putri dan Jidan, Jidan lebih suka berhitung ketika mereka belajar bersama dirumah saya, sedangkan putri lebih cenderung suka membaca dan berandai-andai.

Mereka berdua sangatlah aktif dalam hal apapun, ketika saya perhatikan gerak-geriknya cara belajar mereka juga berbeda, yang satu ingin banyak menulis, yang satunya lagi ingin beradu cepat dalam hal berhitung. Perilaku mereka sangtlah beragam, Oleh karena itu saya berusaha memahami keunikan mereka masing-masing, bagaimana tidak? Saya diebri amanat oleh orang tuanya untuk mengembangkan potensinya yang kebanyakan orang disebut les privat, saya pun berusaha membantu mengembangkan potensi mereka dengan sebaik-baiknya sebelum saya masuk kuliah lagi, pada saat itu kebetulan saya sedang liburan semester 5. Oleh sebab itu, pendidik anak usia dini haruslah mengetahui keunikan peserta didiknya agar pendidik dapat mengembangkan kemampuan mereka masing-masing.

Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang perkembangan anak usia dini merupakan periode yang sangat penting dan perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Montessori (dalam Hurlock, 1978) mengemukakan bahwa usia dini merupakan periode sensitive atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode ketika fungsi tertentu perlu dirangsang, dan diarahkan sehingga tidak tehambat perkembangannya. Sebagai contoh: masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami hambatan dalam perkembangan kemampuan bahasa pada periode berikutnya.

Vygotsky (dalam Astuti), mengemukakan bahwa bahasa meurpakan sumber penting dalam pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu, dia mengembangkan kemampuan komunikasi anak usia dini melalui bahasa sebagaimana yang dikutip berikut ini “ bahwa bahasa merupakan factor penting dalam mengembangkan karakter anak usia dini. Di samping itu, Vygotsky juga mengemukakan bahwa pengalaman interaksi social merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak, sehingga aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat dibentuk melalui interaksi dengan orang lain dan lingkungannya.

Kita kembali lagi ke Jidan dan Putri, menurut pendapat para ahli diatas sangatlah sesuai dengan fenomena yang terjdai pada kedua adik keponakan saya, potensi mereka berbada antara satu dengan yang lainnya. Jidan seorang anak usia dini yang cara berkomunikasinya lemah dikarenakan dia memiliki kekurangan dalam hal pengucapan alias (pelat), dia juga jarang berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya, dia cenderung tertutup dan diam. Lain halnya dengan Putri yang kemampuan komunikasinya lebih ke pemikiran orang dewasa, mungkin hal itu terjadi dikarenakan lingkungan keluarganya yang sering mengajak dia berkomunikasi serta keterbukaan Putri yang selalu mengajak orang berkomunikasi meskipun dengan orang yang tidak dikenalnya.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 BAB1 pasal 1 ayat 4 mendefinisakan PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani & rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline