Lihat ke Halaman Asli

Budaya Wayang yang Ditinggal Generasi Muda

Diperbarui: 25 Oktober 2023   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BUDAYA WAYANG YANG DITINGGAL GENERASI MUDA

Upaya pelestarian budaya dan hobi menonton atau menyaksikan pagelaran budaya seperti wayang kulit adalah salah satu bentuk cinta Tanah Air. hal ini harus terus dilestarikan.Sebab, budaya Indonesia itu menarik semua dan kita harus bangga akan itu. Dalam setiap kegiatan di daerah pasti ada pagelaran budayanya

Pelestarian budaya seperti wayang kulit ini jangan hanya diisi oleh orang-orang tua saja. Para generasi muda diharapkan memiliki gairah yang kuat untuk mencintai budaya wayang kulit.Kita tidak ingin budaya luar biasa ini lama kelamaan akan menjadi langka dan susah ditemui, karena banyak pelestarian sudah tidak ada. Melihat hal ini, kaderisasi pecinta budaya menjadi sangat penting
toleransi warga Indonesia yang sangat menerima perbedaan budaya yang ada menjadikan akulturasi di bangsa ini sudah baik dan mesti dijaga untuk ke depannya.
Banyak warga di jawa yang tidak mengerti bahwa Jawa dan cerita wayang Jawa, tapi mereka ikut menonton. Akulturasi budaya bangsa ini sudah terjadi sejak lama dengan baik dan ini harus dijaga terus bahkan ditingkatkan,Kehadiran wayang juga mampu memberikan hiburan bagi masyarakat karena pertunjukan wayang didampingi oleh bunyi gamelan. Berdasarkan fungsi tersebut, tidak mengherankan jika wayang pernah menjadi tontonan favorit masyarakat
Seiring bertambahnya waktu, segala sesuatu yang ada dalam kehidupan manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan, mulai dari teknologi, transportasi, serta budaya. Meskipun banyak manfaat yang didapat dari perkembangan di era modern saat ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat dampak negatif yang ditimbulkan. Salah satunya ialah kebudayaan wayang mulai dilupakan dan tergerus oleh budaya baru.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia saat ini tidak bisa lepas dari gadget dan media sosial. Dari sinilah manusia bisa mengetahui lebih cepat tentang budaya-budaya yang ada di luar Indonesia. Budaya K-pop atau barat adalah jenis budaya yang banyak dicontoh oleh generasi kita. Hal tersebut boleh-boleh saja, namun jangan sampai kita mudah menghafal lagu-lagu bahkan pandai menirukan tarian-tarian budaya luar, namun tidak tahu lagu-lagu daerah dan tidak mengerti tarian-tarian di Indonesia.
Jika dicermati lebih dalam, solusi untuk masalah bahasa daerah adalah dibutuhkannya kesadaran para generasi muda bahwa tidak selamanya menggunakan bahasa daerah itu memalukan ketinggalan zaman. Kita harus bisa menyesuaikan antara penggunaan bahasa daerah, bahasa Indonesia baku ataupun bahasa asing, sehingga kita akan menjadi generasi yang fleksibel mengikuti perkembangan zaman. Untuk memahami bahasa daerah, kita bisa belajar melalui orang tua, guru di sekolah, buku ataupun internet. Kita akan lebih mudah mempelajari bahasa daerah karena sarana penunjangnya lebih banyak.
Kita harus bangga memiliki wayang dan budaya yang lain. Kita wajib melestarikannya sebagai warisan dari leluhur, karena jika bukan para generasi muda, lalu siapa lagi yang akan menjaga

keberadaan budaya di Indonesia. Jika kita terus terlena oleh budaya luar, maka jangan salahkan jika banyak budaya kita yang mulai terhapus sia-sia bahkan diambil oleh negara lain.
budaya Indonesia sangatlah beragam. Namun, perkembangan teknologi mulai menggerus keberadaan budaya kita dan digantikan oleh budaya luar. Kita harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Kita harus menanamkan rasa percaya diri dan bangga akan budaya kita sendiri, sehingga budaya Indonesia tidak akan dilupakan dalam negeri dan bahkan bisa dikenal di kancah internasional.
Itu semua menyebabkan keberadaan kesenian tradisional di negara kita semakin menurun dan memprihatinkan bahkan semakin terkikis.
Apabila keadaaan ini dibiarkan berlarut-larut maka tidak menutup kemungkinan kesenian Indonesia akan semakin banyak yang diklaim oleh negara lain yang disebabkan karena para generasi muda malu untuk mengakui jika kesenian wayang kulit adalah kesenian mereka.
Oleh karena itu sebelum semua itu terjadi, kita sebagai generasi muda sudah seharusnya memperjuangan kembali kesenian yang sudah kita miliki,sebuah peninggalan budaya dapat tumbuh apabila ada pelaku yang terus berkarya dan kelompok yang mencintai serta mengembangkan budaya ini, budaya wayang ini sangat memerlukan faktor faktor itu agar dapat bersaing di era moderen seperti di zaman sekarang, apalagi kita generasi muda yang akan meneruskan batu loncatan oleh pendahulu yang sudah berjuang membawakan karya yang sangat dikenal oleh dunia.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline