Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Cerita dari Sudut Kota

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

2012 ini adalah tahun Pilkada. Semua calon merasa paling bisa menjadi problem solver menjadi yg paling bisa menyejahterakan rakyatnya. paling tidak dalam kurun waktu 14 tahun sejak Reformasi aku menyaksikan "pepesan kosong" tersebut. marilah sejenak kita baca kisah berikut ini. semoga bisa mengambil hikmahnya.

"Di sebuah kota, aku melihat perempuan yang sangat tua. Tubuhnya pendek tipis melengkung. Setiap malam ia menunggui lapak bambu yang kusam dengan disinari lampu minyak tanah. Di atas lapak tuanya sesisir pisang, satu toples kacang yang dimasak dengan tanah dan beberapa kacang yang telah dibungkus kertas, ditambah beberapa bungkus rokok. Perempuan tua itu berjualan tepat di seberang jalan rumah bupati. Sejak beberapa waktu ini aku tidak melihatnya lagi. bahkan Lapak tua sudah dibersihkan "orang".

Air mataku menetes satu demi satu karena ini adalah kisah yang pernah saya alami sendiri. Fenomena ini ternyata adalah fenomena gunung es. Aku hampir bisa menemukan di setiap kota yang aku jumpai. lalu kemana para calon yang dulu menawarkan "pepesan" saat kampanye dulu. Jika sekarang banyak Pilkada, aku takut "mereka" sama saja. Entahlah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline