Lihat ke Halaman Asli

Pungli di Sekolah: Mengatasnamakan Infaq dan Komite

Diperbarui: 24 Desember 2024   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Namun, belakangan ini, muncul isu yang meresahkan terkait praktik pungutan liar (pungli) di sekolah yang mengatasnamakan infaq dan komite. Praktik ini tidak hanya merugikan orang tua siswa, tetapi juga mencederai tujuan pendidikan itu sendiri. 

 

Apa Itu Pungli?

Pungli merupakan praktik pemungutan uang atau barang secara ilegal oleh oknum tertentu dengan cara yang tidak transparan. Pungli sering terjadi di lingkungan sekolah dalam bentuk sumbangan yang dilakukan dengan biaya tambahan yang tidak jelas, atau pungutan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. 

Dalam pendidikan, infaq biasanya merujuk pada donasi sukarela yang diberikan oleh orang tua siswa untuk mendukung kegiatan sekolah. Di sisi lain, komite sekolah dibentuk untuk melibatkan orang tua dalam pengelolaan serta pengembangan sekolah. Namun, ada saat-saat ketika individu tertentu menggunakan istilah ini untuk melakukan pungli. 

 

Praktik Pungli yang Mengatasnamakan Infaq: Banyak orang tua merasa tertekan untuk memberikan sumbangan infaq yang besar. Mereka sering menghadapi situasi di mana sumbangan tersebut dianggap sebagai kewajiban, tetapi tidak ada transparansi tentang bagaimana dana tersebut digunakan. Misalnya, orang tua diminta untuk menyumbang sejumlah uang untuk kegiatan sekolah, tetapi tidak ada laporan yang jelas tentang bagaimana dana tersebut digunakan.  

 

Dampak Negatif Pungli di Sekolah: 

Praktik pungli ini memiliki dampak yang sangat merugikan. Pertama, hal ini menciptakan ketidakadilan di antara siswa. Siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu akan merasa tertekan dan terpinggirkan karena tidak mampu memenuhi tuntutan sumbangan. Kedua, pungli dapat mengurangi kepercayaan orang tua terhadap sekolah. Jika orang tua merasa bahwa sekolah tidak transparan dalam pengelolaan dana, mereka akan enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline