Lihat ke Halaman Asli

Hafid alfiyansah

Mahasiswa um surabaya

Fenomena FOMO terhadap pemuda

Diperbarui: 24 Desember 2024   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Google image (shuterstock)

          FOMO (Fear of Missing Out) merupakan fenomena psikologis yang sering terjadi pada pemuda, di mana mereka merasa cemas atau takut ketinggalan momen, pengalaman, atau kesempatan sosial yang dianggap penting. Fenomena ini muncul akibat ketergantungan pada media sosial, yang secara terus-menerus menyuguhkan gambar-gambar kehidupan orang lain yang tampak lebih menyenangkan, seru, atau sukses. Hal ini menciptakan perasaan tertekan pada pemuda untuk selalu terlibat dalam segala aktivitas sosial, meskipun tidak selalu sesuai dengan minat atau kebutuhan mereka. Keinginan untuk "tidak ketinggalan" momen sering membuat pemuda merasa cemas, bahkan stres, jika tidak ikut serta dalam suatu acara atau tren tertentu.

          Bagi pemuda, FOMO dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, dan perasaan kesepian, meskipun mereka dikelilingi oleh teman-teman atau aktif di media sosial. Selain itu, FOMO juga bisa mengganggu fokus mereka dalam menjalani kegiatan yang lebih produktif atau berarti, karena perhatian mereka terbagi antara apa yang terjadi di dunia nyata dan dunia digital. Oleh karena itu, penting bagi pemuda untuk mengembangkan kesadaran diri dan membangun keseimbangan antara dunia online dan offline agar dapat mengurangi dampak negatif dari fenomena FOMO ini.

 

Banyaknya Pemuda Terkecoh FOMO dalam Trading

 

          Trading adalah aktivitas jual beli barang, jasa, atau instrumen keuangan untuk mendapatkan keuntungan. Trading merupakan konsep ekonomi dasar yang melibatkan pertukaran barang atau jasa, atau pembayaran kompensasi dari pembeli kepada penjual. Dalam dunia finansial, trading adalah kegiatan membeli dan menjual aset finansial dalam jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga aset tersebut. Trader harus membeli aset ketika harganya turun dan menjualnya kembali saat harganya naik.

          Banyak pemuda terkecoh oleh FOMO trading, yang menyebabkan mereka terburu-buru memasuki pasar tanpa analisis atau pemahaman yang cukup, berpotensi berujung pada kerugian finansial.

          Pemuda yang terkena FOMO dalam trading sering kali berbeda dengan mereka yang memiliki strategi jangka panjang atau pendekatan investasi berbasis riset. Trader yang terpengaruh oleh FOMO cenderung cepat mengikuti tren pasar yang sedang naik tanpa analisis mendalam sementara trader berpengalaman lebih tenang dan mempertimbangkan data funda mental serta teknikal.

          Sebagai contoh, seorang pemuda melihat nilai saham perusahaan teknologi yang meroket akibat rumor positif. Merasa khawatir tertinggal, ia segara membeli saham tersebut tanpa analisis lebih lanjut. Namun, setelah beberapa waktu, ternyata rumor tersebut tidak terbukti, dan nilai saham kembali turun drastis.

          FOMO dalam trading umumnya disebabkan oleh pengaruh media sosial dan narasi keuntungan instan yang beredar luas. Ketika banyak orang membagikan keuntungan besar yang mereka dapatkan, pemuda merasa terdorong untuk ikut serta agar tidak ketinggalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline