Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, dengan banyak dimensi dan variabel yang mempengaruhinya. Kegiatan ini dapat dipahami sebagai proses interaktif yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk tujuan tertentu. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi, pada hakekatnya, pendidikan adalah suatu proses yang sistematis bersifat global, menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan berbagai pihak antara lain lingkungan rumah, lingkungan masyarakat dan pemerintah (Zuhdi, 2019).
Menurut Martin dan Briggs (Sumiharsono, 2017 : 9) mengemukakan bahwa media pembelajaran yaitu mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras. Menurut Gusmara (Handayani, 2021 : 774) media realia adalah semua media nyata yang ada di lingkungan alam digunakan sebagai pendukung untuk memfasilitasi dan mempermudah pembelajaran. Penggunaan media realia tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengajak siswa mengamati (observasi) hal-hal nyata secara langsung di lingkungan alam.
Menurut Sugiharti (Susilowati, 2021 : 2092) penggunaan media realia dalam pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhatikan ketika guru memutuskan untuk menggunakan media realia dalam proses pembelajaran dengan menentukan beberapa kelebihan dan kekurangan ketika menggunakan objek nyata ini:
Kelebihan meliputi: (a) Siswa dapat diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk mempelajari sesuatu atau melakukan tugas dalam situasi kehidupan nyata. (b) Memberikan siswa kesempatan untuk mengalami situasi kehidupan nyata untuk diri mereka sendiri dan melatih keterampilan menggunakan indra mereka sebanyak mungkin.
Kekurangan meliputi: (a) Membawa siswa ke tempat-tempat di luar sekolah terkadang menimbulkan risiko berupa kecelakaan dll. (b) Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan objek nyata berbeda terkadang tidak sedikit, belum lagi kemungkinan rusak saat digunakan.
Media realia juga menanamkan mata uang, matematika dapat didefinisikan sebagai salah satu ilmu yang berperan penting dalam kehidupan, sehingga perlu dipelajari dan dipahami oleh banyak kalangan masyarakat, terutama siswa di sekolah. Pentingnya matematika dalam kehidupan bertentangan dengan kenyataan bahwa matematika sering dipandang oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit. Salah satu konsep yang dipelajari siswa di kelas II Sekolah Dasar yaitu nilai dan kesetaraan mata uang.
Menurut pendapat Al-Maqrizi (Iqbal, Ichsan., 2012 : 4) mata uang mempunyai peranan penting dalam kehidupan umat manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memperlancar aktivitas kehidupannya. Pada masa sebelum maupun sesudah kedatangan Islam, mata uang digunakan oleh umat manusia untuk menentukan berbagai harga barang dan biaya tenaga kerja. Pada KD 3.5 tertulis bahwa kompetensi yang diharapkan telah dikuasai oleh para siswa setelah mempelajari konsep ini yaitu para siswa mampu menjelaskan nilai dan kesetaraan pecahan mata uang (Zendrato. dkk, 2021).
Kemampuan penggunaan uang termasuk kedalam pembelajaran akademik fungsional. Jadi, kita dapat menggunakan media realia seperti uang asli dengan cara kita mengenalkan nominal uang logam dan uang kertas kepada siswa. Kemudian meminta anak untuk mensimulasikan kegiatan berbelanja di kelas dan meminta salah satu anak menjadi penjual dan anak-anak yang lain menjadi pembeli. Dalam kegiatan simulasi ini bertujuan untuk belajar mengoperasikan uang dalam kegiatan jual-beli di kelas. Kita meminta anak untuk mengaplikasikan kegiatan berbelanja di kantin sekolah untuk membelanjakan uang di kantin dengan harga makanan yang sesuai dengan nominal uang yang telah diberikan.
Kemampuan menggunakan uang dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari seperti berbelanja dan bekal untuk bekerja. Pembelajaran yang diharapkan dapat efektif dalam meningkatkan penggunaan uang adalah belajar cara berbelanja di kantin, karena anak dapat langsung memahami cara berbelanja serta mengoperasikan uang. Selain itu, dapat memberikan pengalaman dan kemandirian anak dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya memberikan pengetahuan tentang konsep uang, pengelolaan uang dan penerapan penggunaan uang melalui pembelajaran kantin dapat membantu siswa menjadi lebih cakap dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, yang akan bermanfaat bagi masa depan mereka, terutama memasuki dunia kerja. Jadi, pembelajaran berbelanja di kantin diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan uang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H