Sabtu, 24 Juli 2021 adalah hari keberangkatan kami menuju Bulu' Roangnge. Bulu' Roangnge merupakan salah satu gunung yang terletak di Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare. Bulu' berarti gunung dalam bahasa Bugis, sementara Roangnge adalah nama gunung tersebut.
Pendakian dilakukan bukan tanpa alasan. Pendakian ini dimaksudkan untuk melaksanakan salah satu program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kota kelahiran bapak B.J. Habibie ini. Kami berjumlah sembilan orang mahasiswa, yaitu Rage, Bagas, Asrullah, Sodik, Haksar, Vera, Anggun, Dija, dan saya sendiri.
Sudah hampir dua bulan lamanya sejak pendakian dilakukan, tapi baru sekarang saya mendapat ilham untuk menulis pengalaman ini. Tak apalah, daripada tidak sama sekali. Setidaknya bisa diabadikan dalam tulisan, karena tidak ada yang bisa menjamin ingatan #ciyaahh. Okee, lanjut!
Pagi Sebelum Keberangkatan
Rencana awal adalah kami akan berkumpul di rumah pak Samad (seorang petani dari kelompok perhutanan sosial yang akan membersamai kami dalam perjalanan) pada pukul 6 pagi, mengingat pendakian yang akan dilakukan memakan waktu yang tidak sebentar. Habis salat subuh, saya segera bersiap-siap sambil menunggu jemputan dari Rage. Yak betul, saya nebeng dengan dia.
Jarak tempuh antara rumah saya dengan rumah pak Samad sekitar 8,6 km. Kami tiba pukul enam lebih, meleset dari rencana awal.
Setibanya di rumah pak Samad, ternyata yang datang baru Anggun sendiri! Jadilah kami bertiga menunggu kedatangan enam teman lainnya. Sambil menunggu, kami sedikit bercerita dengan pak Samad dan istri, sambil mengatur barang bawaan dalam pendakian nanti. Akhirnya sekitar pukul 7, kami ber-sembilan telah lengkap dan bersiap untuk memulai perjalanan. Sebelum berangkat, kami berdoa bersama memohon keselamatan selama pendakian.
Pendakian Bulu' Roangnge
Kami mulai mendaki sekitar pukul 7 pagi. Yang berangkat berjumlah sebelas orang, termasuk pak Samad beserta istri. Tujuan dilakukannya pendakian ini adalah untuk melaksanakan salah satu program kerja KKN kami, khususnya program kerja pada bidang perhutanan sosial.
Adapun program kerjanya yaitu pemasangan patok penunjuk arah di sepanjang jalan menuju lokasi HKm. HKm sendiri merupakan singkatan dari Hutan Kemasyarakatan, yaitu hutan negara yang pemanfaatannya ditujukan untuk pemberdayaan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam maupun di sekitar kawasan hutan (Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.P-88/Menhut-II/2014).
Perjalanan memakan waktu kurang lebih empat jam lamanya. Kami sempat singgah beberapa kali, beristirahat sebentar sambil mengatur pernafasan dan mengisi ulang tenaga dengan minum air. Kadang-kadang makan gula merah punyanya Rage.