Lihat ke Halaman Asli

Pimpinan yang Pemimpin

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup selalu penuh dengan pilihan dan pilihan adalah sumber kebingungan yang berisi penyesalan dan kesempatan. Penyesalan ketika kita salah memilih dan kesempatan ketika pilihan kita tepat. Tetapi tetap akan berlaku sebuah kalimat bijak, we never know before we try. Kalaupun ternyata yang didapat penyelasalan bukan berarti kita tak akan membuatnya menjadi lebih baik, masih ada waktu untuk membuat penyesalan itu menjadi kesempatan dan juga pastinya jika kesempatan itu datang sekaligus tanpa harus melalui penyesalan, jangan disia-siakan!.

Well, Hari ini benar-benar hari yang menguras emosi jiwa ketika aku harus memantapkan hati dan menghadap pimpinan untuk menyatakan permohonan pengunduran diri. Mengambil sebuah pilihan untuk berhenti bekerja dan meninggalkan lingkungan kerja yang sudah terasa nyaman benar-benar tidak mudah.

Banyak alasan yang membuat saya masih ingin untuk bekerja ditempat itu, selain rekan kerja yang menyenangkan meskipun tidak semua namun tetap mayoritas menyenangkan, pimpinan yang saya punya juga benar-benar pimpinan yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, namun pada akhirnya saya memang sampai disatu titik dimana mengundurkan diri adalah jalan keluar terbaik.

Tidak mudah untuk menjadi pemimpin, secara pribadi saya berpendapat pimpinan yang pemimpin adalah seorang problem solver. Dalam bekerja, tidak semua yang kita kerjakan selalu benar bukan? Suatu saat pasti ada melakukan kesalahan. Ketika kita melakukan kesalahan, apa yang dilakukan pimpinan? Tidak jarang mereka marah-marah bahkan membentak bahkan bisa jadi bawahan tersebut disuruh memikirkan sendiri jalan keluar atas masalah tersebut dengan justifikasi you have to be responsible with what you do! Bisa dibenarkan kesalahan itu kita lakukan tetapi apakah kita harus menanggung sendiri semua itu tanpa ada bantuan jalan keluar dari pimpinan? Pimpinan yang pemimpin adalah yang menegur dengan memberi tahu kesalahan yang dilakukan bawahan dan yang paling penting memberikan jalan keluar untuk masalah yang dilakukan bawahan.

Kemudian, pimpinan yang pemimpin adalah menghargai setiap kinerja bawahannya, dengan cara yang paling sederhana mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dilakukan bawahan dan juga tidak segan-segan untuk memuji ketika kinerja bawahan tersebut bagus dan memotivasi untuk lebih baik ketika masih ada beberapa kesalahan yang dilakukan bawahan.

Selanjutnya, pimpinan yang pemimpin adalah pimpinan yang seringkali membaur dengan bawahannya, jadi tidak sok ekslusif. Dia tidak segan-segan untuk berkeliling yang tujuan utamanya untuk inspeksi keseriusan kerja bawahannya tetapi juga bercanda untuk mengakrabkan diri dengan bawahnnya tersebut.

Dan yang terakhir, pimpinan yang pemimpin adalah yang menjaga wibawa bawahannya terhadap lingkungan eksternal. Pimpinan seperti ini tidak akan menyudutkan bawahannya dihadapan orang lain, dia akan terlebih dahulu memprioritaskan wibawa bawahannya dibandingkan pembangunan citra atau respon positif dari eksternal dengan mengabaikan wibawa bawahan tersebut.

Saya rasa masih banyak variabel-variabel yang bisa menunjukkan bagaimana pimpinan yang pemimpin, namun berdasarkan pengalaman kerja saya yang masih seumur jagung ini, seperti itulah sosok pimpinan yang pemimpin. Salah satu pimpinan yang seorang pemimpin adalah pimpinan saya, seorang lelaki keturunan tionghoa yang murah senyum kalau lagi senang :D dan ayah dari seorang putra yang selalu mengajarkan kepada bawahannya untuk mengetahui philosofi dari segala hal yang dilakukan.

Terima kasih untuk kesempatan yang telah diberikan, terima kasih untuk pelajaran-pelajaran yang berharga, terima kasih untuk hari-hari yang menyenangkan penuh canda tawadan terima kasih untuk semua debat dari yang penting sampai gag penting. Unforgettable!

_Dedicated to My Bos_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline