Lihat ke Halaman Asli

Alfina Nisauz Zahroh

Semoga bermanfaat :)

Mimpi dan Cita-cita

Diperbarui: 11 September 2019   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semua orang pasti punya mimpi dan cita-cita yang tinggi. Memiliki cita-cita yang tinggi bukanlah suatu hal yang salah, justru dengan mimpi dan cita-cita tersebut dapat memotivasi kita untuk lebih giat dalam belajar agar bisa mewujudkannya. 

Tinggal bagaimana setiap individu yang bercita-cita besar sanggup dan bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Saat saya masih duduk dibangku SD saya bermimpi menjadi seorang arsitek karena hobi saya menggambar, dan saat SMP saya bermimpi menjadi seorang dokter gigi, entah apa yang mendasari saya untuk menjadi seorang dokter, dan saat SMA saya memutuskan untuk kedapannya ingin menjadi seorang guru.

Kelas 3 SMA adalah masa-masa yang paling menentukan masa depan. Apakah saya akan melanjutkan pendidikan dibangku perkuliahan atau tidak melanjutkan dan memutuskan untuk bekerja. Tetapi mimpi saya besar dan cita-cita saya tinggi, saya ingi menjadi orang yang sukses, bermanfaat bagi banyak orang dan dapat membahagiakan orang-orang di sekeliling saya. 

Sebagian orang beranggapan bahwa melanjutkan pendidikan dibangku perkuliahan tidaklah penting dan sebaiknya langsung bekerja saja. Tetapi pendapat saya dan orang tua saya berbeda dengan orang tersebut. 

Pendidikan sangatlah penting bagi masa depan. Dukungan kuat dari orang tua untuk melanjutkan kuliah membuat saya semakin semangat dan termotivasi untuk melanjutkan kuliah. orang tua saya tidak menuntut saya untuk mengambil jurusan yang mereka inginkan, karena menurut mereka setiap anak memiliki bakat dan kemampuan masing-masing,  dan jika dipaksakan mengambil jurusan yang tidak diminati maka tidak akan maksimal dalam menjalankannya. 

Pada saat pendaftaran SNMPTN dibuka, dipilihan pertama saya memilih jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Negeri Surabaya, tetapi ternyata disitu bukan jalan saya.

 Lalu saya daftar SPANPTKIN dengan pilihan pertama jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan jurusan yang sama di UIN Sunan Ampel Surabaya pada pilihan kedua, tetapi disitu masih bukan jalan saya. 

Lalu saya memutuskan untuk mengikuti tes UTBK, setelah nilai tes utbk keluar, saya mendaftarkan diri di Universitas Negeri Surabaya dengan mengambil jurusan Pendidikan Biologi pada selekski SBMPTN, hasil pengumuman SBMPTN berwarna merah dan menyuruh saya untuk tetap semangat. dan pada akhirnya saya disuruh orang tua untuk mengikuti seleksi UMPTKIN, lalu saya berbicara dengan orang tua saya, akhirnya mereka memberi masukan mengenai jurusan yang akan saya pilih. 

Pada seleksi UMPTKIN saya memilih jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Pendikan Islam Anak Usia Dini di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Bimbingan Konseling Islam di UIN Sunan Ampel surabaya. Dan akhirnya saya lolos di seleksi UMPTKIN pada pilihan kedua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline