Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan proses demokrasi untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, DPD, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, yang dilaksanakan secara langsung oleh warga negara dengan prinsip bebas dan jujur di wilayah NKRI berdasarkan UUD 1945. Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada warga negara untuk menyampaikan suara mereka di pemerintahan. Juga untuk menciptakan sistem pemerintahan yang berdasarkan pada kehendak rakyat, menjaga prinsip-prinsip demokrasi, mendorong partisipasi politik warga negara dan memastikan bahwa pemimpin mewakili kepentingan warga negara.
Pemilihan ini juga melibatkan para pelajar yang sudah memenuhi syarat untuk memegang KTP. Mereka adalah pemilih pemula yang diharapkan mampu menentukan arah masa depan bangsa. Pemilih pemula adalah yang belum pernah menggunakan hak suaranya di pemilu. Melansir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 mencapai 204.807.222 pemilih. Sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85 persen berasal dari generasi z atau pemilih pemula. Sebagai pemilih pemula pastinya mereka membutuhkan sosialisasi agar para generasi muda khususnya pemilih pemula dapat menjadi pemilih cerdas yang dapat benar-benar tahu bagaimana karakter pemimpin, visi misi, dan lain sebagainya dari calon yang akan mereka pilih nantinya.
Sedangkan pendekatan yang dilakukan untuk para pelajar pada tingkat sekolah melalui kurikulum pembelajaran ini harus lebih diarahkan kepada pendidikan politik atau pendidikan pemilih pemula agar nantinya anak-anak tidak acuh terhadap pelaksanaan politik bangsa ini.
Saat ini banyak pemilih pemula yang memiliki kecenderungan kepada pemerintahan ketika isu-isu yang dibawa membawa kepentingan mereka, seperti halnya isu yang membahas tentang pendidikan. Isu-isu seperti itu yang membuat para pelajar atau pemilih pemula mau berpartisipasi dalam pemilu. Selain itu juga, mereka juga mempunyai hak dalam pelaksanaan pemilu supaya mengetahui esensi pemilu yang sebenarnya.
Di Indonesia kontestasi pemilu yang diadakan masih berpotensi sampai saat ini, dilihat dengan adanya kampanye hitam dan penyebaran hoaks. Kampanye hitam bisa berupa serangan ke salah satu pihak melalui penyebaran berita bohong atau hoaks, juga wacana yang tidak berdasarkan fakta. Oleh karena itu, pemilih harus pintar dan cermat terlebih jika melihat atau membaca informasi yang tersebar di sosial media serta harus selalu memastikan informasi yang didapatkan benar- benar bersumber dari Lembaga yang kredibel.
Generasi muda ialah generasi emas, yang keikutsertaannya sangat diharapkan. Negara demokrasi seperti Indonesia sudah menganggap para pemuda memiliki peran utama untuk memilih. Hal ini bisa dilihat dari awal kemerdekaan sampai reformasi selalu ada peran pemuda di dalamnya. Sehingga pemuda dalam hal ini bisa dikatakan sebagai penyambung lidah antara elit dan masyarakat dan menjadi faktor penting dalam pelaksanaan pemilu yang menjadikan pesta demokrasi lima tahunan menjadi sukses.
Pemikiran para pelajar juga bisa diyakini dan dipercayai oleh masyarakat sehingga peran pelajar sangat penting. Tidak hanya sebagai pemilih, tapi juga ikut serta sebagai penyelenggara karena dari peran yang kecil bisa memberikan manfaat yang lebih besar.
Pemilih pemula yang masih awam akan Pemilu ini perlu diarahkan agar bisa mengenali para calon yang akan dipilih nantinya. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan melalui sosial media yang sangat akrab dengan generasi muda saat ini. Kebanyakan generasi muda, terutama pemilih pemula, memiliki akses yang intens dengan media sosial. Sebagian besar informasi tentang situasi politik pun mereka dapat dari media sosial.
Meskipun generasi muda saat ini adalah generasi yang kritis dan aktif menggunakan media sosial. Literasi dan sosialisasi akan menjadi kunci untuk menggiring suara mereka yang kini masih berada dalam zona "massa mengambang" ataupun belum menentukan pilihan yang tepat. Para pelajar yang umumnya idealis bisa menyalurkan idealisme dan komitmen mereka yang bernegara untuk kesuksesan Pemilu 2024.
Para pelajar juga diharapkan dapat terbebas dan keluar dari zona nyamannya dan ikut berperan menyuarakan haknya sebagai warga negara, karena melalui suara yang mereka berikan akan berdampak besar bagi kelangsungan Bangsa Indonesia dimasa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H