Brebes (Senin, 25 Juli 2022) Mahasiswa KKNT IPB University yang didampingi oleh Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) mendatangi 10 peternakan skala rumah tangga milik warga Desa Cipelem untuk memberikan pencerdasan terkait pengolahan limbah pakan dan kotoran ternak.
Lingkungan peternakan yang tidak bersih akan menimbulkan berbagai penyakit untuk hewan ternak. Masalah bau merupakan masalah yang sering dianggap remeh oleh para peternak. Bau kotoran ternak dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada hewan ternak yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat stress hewan ternak. Hewan ternak yang stress akan berakibat mogok makan dan minum yang nantinya jika terus berlangsung dapat menyebabkan kematian untuk hewan ternak tersebut.
Mahasiswa kelompok KKN-T IPB menyadari akan hal tersebut. Maka dari itu, mereka mengusung cara agar limbah sisa pakan dan kotoran ternak tidak terbuang begitu saja yang nantinya akan menyebabkan bau tidak sedap dan sumber penyakit. Cara yang dilakukan mahasiswa IPB adalah dengan mengubah limbah sisa pakan dan kotoran ternak menjadi pupuk kompos (bokashi).
Bokashi adalah metode pengomposan untuk mengomposkan bahan organik secara aerobic atau anaerobic yang biasanya berupa campuran molases, air, starter mikroba, dan sekam padi. Mahasiswa IPB menjelaskan kepada 10 peternak dengan metode mouth of mouth atau langsung dijelaskan satu per satu kepada peternak mengenai cara pembuatan bokashi.
Pembuatan bokashi cukup mudah. Peternak hanya memerlukan alat berupa golok dan plastic sampah berwarna hitam. Selanjutnya, bahan yang digunakan sebagai sumber energi adalah molases dan starter yang digunakan yaitu EM4 peternakan. Cara membuat bahan starter pengomposan. Cara pembuatannya yaitu dengan mencampurkan air, molases, dan EM4 dengan perbandingan 100:5:2. Artinya jika menggunakan 1 liter air maka ditambahkan 50 mL molases dan 20 mL EM4 yang selanjutnya diaduk merata.
Proses selanjutnya yaitu mencacah sisa pakan ternak dan mengumpulkan disatu titik dengan kotoran ternak. Lalu, campuran sisa pakan dan kotoran ternak ditambahkan sekam padi dengan perbandingan 3:1 yang selanjutnya diaduk merata. Artinya, jika sisa pakan dan kotoran ternak yang digunakan 3 kg maka sekam padi yang harus dicampurkan 1 kg.
Setelah, sekam padi dan bahan kompos merata, maka secara perlahan campuran tersebut disiram dengan starter pengomposan. Penyiraman dilakukan hingga setidaknya campuran tersebut cukup basah. Kemudian, campuran tersebut dimasukkan ke dalam plastik sampah dan dikeluarkan semua udara pada plastik sampah kemudian plastik sampah diikat. Campuran difermentasikan selama 7-14 hari. Sebelum digunakan sebagai pupuk, pH campuran perlu dicek terlebih dahulu.
Penyuluhan pengolahan limbah peternakan tersebut diharapkan mampu mengurangi cemaran bau limbah peternakan yang akan merugikan lingkungan sekitar dan diharap mampu menciptakan lingkungan yang lebih bersih.