Lihat ke Halaman Asli

Perkuat Moderasi Beragama, KKN UIN Walisongo Adakan Nobar di Desa Kertosari

Diperbarui: 4 Juni 2024   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana nobar film di GSG Balai Desa Kertosari - Foto: KKN/Sabil

Pada Sabtu (1/6/2024) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Reguler 82 Tahun 2024 posko 10 UIN Walisongo Semarang melangsungkan kegiatan nonton bareng di Gedung Serba Guna (GSG) Balai Desa Kertosari diikuti oleh karang taruna desa, anak-anak dan perangkat desa.

Disampaikan oleh Dewi selaku panitia acara, tujuan kegiatan nobar ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar pemuda dan memperkuat moderasi beragama di Desa Kertosari. 

Film yang berjudul "Merindu Cahaya de Amstel" ini menceritakan seorang gadis Belanda bernama Siti Khadija yang mengalami kesulitan sebelum bertemu dengan Nico. Pertemuan mereka bermula ketika Nico tak sengaja memotret gadis berhijab yang ternyata adalah Siti Khadija saat memotret di Museumplein. Dari sana mereka mulai berkenalan dan berteman.

Cerita tak hanya sampai di sana. Konflik dimulai ketika Nico sadar bahwa ia memiliki ketertarikan dengan Khadija, namun terhalang karena ia adalah seorang agnostik. Di saat yang sama, Nico harus memilih antara Khadija yang ia kagumi atau Kamala, teman Khadija yang membuatnya nyaman.

Film bergenre religi romansa ini menuai antusias dari para penonton. Hal ini terlihat dari beberapa kali mereka tertawa di beberapa scene salah satunya saat tokoh Joko, teman Nico, muncul dengan penampilannya yang khas.

Foto bersama menutup kegiatan nobar - Foto: KKN/Akbar

Tegar sebagai salah satu wakil dari karang taruna memberikan kesan yang ia dapat setelah menonton film "Merindu Cahaya de Amstel" ini.

"Filmnya bagus, ngajarin kita untuk lebih meningkatkan sikap toleransi agama, kemudian juga saling tolong menolong."

Selanjutnya Tegar juga menyampaikan banyak terima kasih untuk mahasiswa KKN yang sudah mengadakan acara nobar moderasi beragama dan berharap untuk tidak kapok menyelenggarakan acara seperti ini lagi.

Film "Merindu Cahaya de Amstel" ini dipilih karena sejalan dengan tema yakni moderasi beragama. Selain itu, alur film ini dinilai menarik di kalangan remaja karena dilengkapi bumbu romansa oleh tokoh utama. Walaupun terdapat campuran alur romansa, film ini memiliki beberapa pesan religi yakni mempelajari ajaran Islam, senantiasa bertawakal kepada Allah SWT untuk setiap keputusan dan percaya dengan takdir yang sudah Allah SWT tetapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline