Lihat ke Halaman Asli

Alfina Febrianti

Universitas Pamulang

Lengger Ratu Jaipong

Diperbarui: 6 April 2023   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itu, di sebuah desa kecil di Jawa Barat, seorang gadis bernama Sari bermimpi menjadi penari Jaipong terkenal. Sari tumbuh di keluarga yang kurang mampu, namun ia memiliki kecintaan yang besar pada seni dan tari. Setiap kali ada kesempatan, Sari selalu menonton penampilan tari di desanya, termasuk tari Jaipong yang populer di Jawa Barat. Dia terpesona oleh gerakan-gerakan lincah dan indah para penari Jaipong, yang dipadukan dengan musik yang menghentak-hentak.

Sari mulai belajar menari Jaipong dengan giat dan tekun. Dia belajar dari ibunya yang juga seorang penari, dan beberapa teman penari yang sudah terkenal. Setiap hari, Sari berlatih di lapangan terbuka di depan rumahnya, dengan kain jarik sebagai kostum dan musik Jaipong sebagai pengiringnya. Dia juga mengikuti kursus tari di desanya untuk meningkatkan kemampuan dan mendapatkan lebih banyak pengalaman.

Suatu hari, Sari mendengar kabar bahwa akan diadakan sebuah kompetisi tari Jaipong di kota besar. Dia merasa senang dan terus mempersiapkan diri. Dia membuat kostum baru yang indah dan elegan, dan berlatih setiap hari hingga tubuhnya lelah dan keringatnya bercucuran.

Akhirnya, tiba saatnya kompetisi tari Jaipong dimulai. Sari merasa gugup dan tegang, tetapi dia tetap berusaha memberikan yang terbaik. Di atas panggung, Sari beraksi dengan gerakan-gerakan yang lincah dan indah, sambil tersenyum manis dan menari dengan penuh semangat. Dia merasa senang dan bangga dengan penampilannya.

Setelah penampilan Sari selesai, juri memberikan penilaian. Ternyata, Sari berhasil menjadi pemenang dan mendapat hadiah uang tunai serta undangan untuk tampil di berbagai acara tari di seluruh Indonesia. Sari merasa senang dan terharu. Impiannya menjadi penari Jaipong terkenal akhirnya tercapai.

Sari memulai karir sebagai penari Jaipong profesional dan berhasil menjadi penari terkenal di seluruh Indonesia. Dia mendapatkan banyak penggemar dan penghargaan, serta membantu keluarganya keluar dari kemiskinan. Selama bertahun-tahun, Sari terus menari dan memperkenalkan seni tari Jaipong ke seluruh dunia.

Dalam suatu pertunjukan tari di Jakarta, Sari bertemu dengan seorang penari Jaipong terkenal bernama Adi. Keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Mereka mengadakan pesta pernikahan yang meriah dengan banyak tarian dan musik Jaipong yang memukau para tamu undangan. Mereka hidup bahagia bersama, dan bahkan membuka sebuah sekolah tari Jaipong di kampung halaman mereka untuk mengajarkan seni tari kepada generasi muda.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Saat Sari sedang mengajar di sekolah tari, dia merasakan adanya gejala yang aneh pada tubuhnya. Setelah diperiksa oleh dokter, Sari didiagnosis menderita kanker yang sudah sangat parah. Kondisi kesehatannya semakin buruk dari hari ke hari, dan Adi merasa sangat sedih dan tidak tahu harus berbuat apa.

Sari tetap memperjuangkan impian dan kecintannya pada tari Jaipong, meskipun dalam kondisi sakit. Dia terus mengajar dan berlatih tari, meskipun tubuhnya semakin lemah. Suatu hari, Sari menyaksikan seorang muridnya yang sedang berlatih tari dengan semangat dan antusias. Gadis itu menari dengan penuh semangat, dan tiba-tiba Sari merasa terinspirasi.

Sari memberi muridnya sebuah ide untuk membuat sebuah tarian baru yang diilhami dari tari Jaipong. Tarian ini akan menjadi kombinasi antara gerakan-gerakan tradisional dengan unsur-unsur modern yang lebih segar dan dinamis. Sari dan muridnya bekerja sama dengan penuh semangat dan antusiasme, dan akhirnya mereka berhasil menciptakan sebuah tarian baru yang indah dan mengagumkan.

Tarian ini diberi nama "Lengger Ratu Jaipong" dan menjadi sangat populer di seluruh Indonesia. Tarian ini menjadi simbol kekuatan dan semangat yang terus berkobar dalam diri Sari meskipun dalam kondisi yang sangat lemah. Sari terus menari tarian ini, bahkan saat kondisinya semakin buruk. Ia menari dengan penuh gairah dan kegembiraan, dan merasakan kebahagiaan yang sejati dalam setiap gerakan tari yang dilakukannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline