Lihat ke Halaman Asli

Melacak Jejak Andin Rama dalam Sejarah Banjar

Diperbarui: 11 Februari 2016   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="mesjid keramat palajau , dokomentasi pribadi"]Melacak Jejak Andin Rama dalam Sejarah Banjar

(Tulisan ini Terbit di harian Radar Banjarmasin dengan tiga bagian pada tanggal 29-30 Januari 2016 dan tanggal 1 Februari 2016)

Oleh: Andin Alfianoor Ansyarullah Naim

Di Banjarmasin ada sebuah jalan yang bernama Andin-Rama. Meski jalan itu terkesan familiar tapi saya percaya banyak yang tidak tahu makna sebenarnya dari nama jalan tersebut. Sejatinya Andin adalah gelar resmi, sedangkan Rama merupakan panggilan kehormatan bagi seorang Andin.

Pada saat yang sama, kita juga mengenal gelar Nanang Galuh (aslinya Anang-Aluh), gelar yang menjadi gelar rebutan bagi pemuda dan pemudi daerah ini dalam kompetensi tahunan. Tentang gelar pasangan populer ini pun saya juga tidak ragu bahwa banyak yang tidak mengetahui jika ditelusuri sesungguhnya merupakan gelar kebangsawanan resmi dalam strata masyarakat tradisional Banjar.

Mencari jejak bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi jika jejak itu kian memudartergerus waktu. Bayangkan saja jika jejak itu ada pada sebuah jalan setapak di hamparan belukar, semakin lama semak belukar itu kian rimbun dan akhirnya menutup sepenuhnya jalan setapak tadi. Lalu apa yang tersisa?

Jika pun kemudian ada upaya menelusurinya maka tentu hasilnya jauh dari kesempurnaan. Ibaratnya ini seperti sebuah puzel yang tercerai berai. Ketika kita coba menyatukannya untuk mendapatkan gambaran utuh, tetap saja tidak pernah benar-benar sempurna. Ya, sejarah selalu seperti itu. Atau kita serahkan saja kepada para filolog, berikan mereka memandangi fuzel yang tidak utuh tersebut bak manuskrip yang berlubang dimakan ngengat waktu, lalu kita terima kebebasan mereka dalam menginterprestasikannya. Semuanya pasti tidak akan pernah memuaskan rasa haus kita dan rasa kritisnya kita.

Lantas untuk apa mencari jejak itu sebetulnya? Dunia telah berubah, tidak ada gunanya, mungkin pertanyaan itu bisa merepresentasikan pertanyaan sebagian orang banjar saat ini. Bagaimana jika pertanyaan itu juga ditanyakan oleh para Andin-Rama dan Anang-Aluh sendiri? Apa yang harus saya katakan.

Sayapun akhirnya memilih untuk tidak berspekulasi untuk memberi jawaban, melainkan berupaya semaksimal yang saya bisa. Mulai mencari, dan akhirnya, berhasil bertemu dengan beberapa orang narasumber relevan terdiri para Andin yang terserak di berbagai daerah Kalsel, hingga yang tinggal di luar pulau seperti di Sumatra bahkan di Malaysia. Kepada mereka yang tak memungkinkan kontak langsung, saya bersandar pada interaksi pada sosial media. Di samping memberikan informasi lisan, di antara mereka bahkan bersedia menyerahkan Daftar Silsilah lama berasal dari era kolonial yang tentu amat bernilai sejarah karena berupa sumber tertulis.

Dari informasi-informasi mereka ditambah keterangan dari para tetua keluarga saya sendiri, akhirnya tulisan ini coba saya susun. Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit pencerahan. Dapat membawa sedikit cahaya sebagai jawaban untuk banyak pertanyaan.

Asal-Usul

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline