Upah Minimum Regional (UMR) adalah indikator penting yang sering digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan pekerja. Di Bandar Lampung, UMR tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp2.860.167. Angka ini memang terlihat cukup besar, tetapi apakah benar-benar mencerminkan kebutuhan hidup layak bagi masyarakat?
Dilansir dari faktain.com, banyak pekerja di Bandar Lampung merasa bahwa UMR ini masih jauh dari kata ideal. Kenaikan UMR seringkali tidak sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan daging, yang terus melonjak setiap tahunnya. Sebagai contoh, rata-rata harga sewa kamar kost di kota ini berkisar antara Rp700.000 hingga Rp1.500.000 per bulan. Jika seorang pekerja mengalokasikan hampir setengah dari penghasilannya untuk tempat tinggal, sisanya harus mencakup kebutuhan makan, transportasi, kesehatan, dan pendidikan.
Selain itu, UMR juga tidak mencerminkan kebutuhan akan tabungan atau pengeluaran mendesak. Hidup layak tidak hanya berarti memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki ruang untuk menabung, berinvestasi, dan menghadapi situasi darurat. Di sinilah letak tantangan besar bagi para pekerja yang hanya bergantung pada UMR.
Masalah lainnya adalah banyak pekerja sektor informal yang penghasilannya tidak mencapai angka UMR. Mereka bekerja lebih keras, sering kali dengan jam kerja yang panjang, hanya untuk bertahan hidup. Artikel faktain.com juga menyoroti bahwa daya beli masyarakat di Bandar Lampung cenderung menurun karena inflasi yang tidak terkendali. Kondisi ini membuat banyak keluarga harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada upaya pemerintah untuk terus meningkatkan angka UMR setiap tahun. Hanya saja, seperti yang diungkapkan oleh faktain.com, peningkatan UMR harus diimbangi dengan kebijakan lain seperti pengendalian harga kebutuhan pokok dan pengembangan lapangan kerja yang lebih luas. Tanpa langkah-langkah ini, kenaikan UMR hanya akan menjadi solusi sementara yang tidak menyentuh akar permasalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H