Lihat ke Halaman Asli

Alfieno Ezra

Mahasiswa

Manajemen Stres dan Kesejahteraan Keluarga Suami Istri Bekerja

Diperbarui: 4 Mei 2023   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Globalisasi yang sedang berlangsung saat ini telah menyebabkan banyak perubahan dalam masyarakat, termasuk di dalamnya adalah perubahan dalam peran keluarga. Istri juga ikut serta dalam mencari nafkah karena pendapatan suami yang diperoleh tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 

Kehadiran peran ganda dapat menimbulkan masalah dalam keluarga jika istri tidak mampu menyeim- bangkan antara urusan pekerjaan dan keluarga. Lingkungan keluarga juga dapat menjadi sumber stres tertinggi bagi wanita dengan pekerjaan formal karena kurangnya waktu untuk beristirahat di rumah dan kurangnya keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan keluarga. Terutama jika wanita tinggal dan bekerja di wilayah perkotaan, tekanan atau stres psikologis yang dialami akan lebih tinggi dibandingkan dengan wanita di wilayah pedesaan (Islamia, Sunarti & Hernawati, 2019).

Istri yang bekerja dalam sektor informal menghadapi masalah yang serupa. Seperti yang dijelaskan oleh Sunarti (2013), keluarga yang bergantung pada pekerjaan informal mengalami tekanan ekonomi yang lebih tinggi, memiliki tingkat keamanan fisik dan kesejahteraan yang rendah, serta keterbatasan waktu dalam mengatur sumber daya keluarga. Oleh karena itu, istri harus memikirkan cara yang lebih baik untuk mengatur waktu antara keluarga dan pekerjaan. Selain itu, pendapatan istri yang bekerja dalam sektor informal juga tidak stabil sehingga mereka harus bekerja lebih lama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Permasalahan Keluarga

Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahapan yang berurutan hingga  di dalam masing- masing tahapan perkembangannya, keluarga mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi untuk mencapai tahapan perkembangan selanjutnya. Dalam rangka memenuhi tugas tersebut, keluarga membutuhkan sumber daya untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga salah satunya dengan memperoleh pendapatan. Keluarga dengan suami istri bekerja adalah hal yang sering kita temui saat ini, baik karena alasan ekonomi, cita-cita, keinginan pribadi, atau bahkan hanya untuk mengisi waktu luang. Permasalahan keluarga bervariasi di setiap tahapannya termasuk keluarga dengan suami istri bekerja. Dan dalam menghadapi permasalahan- permasalahan tersebut dibutuhkan manajemen stres yang baik. Manajemen stres merupakan kemampuan penggunaan sumber daya manusia untuk mengatasi gangguan kecemasan dan emosi yang muncul karena persepsi (Rahmawati et al. 2021).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh keluarga adalah kesejahteraan keluarga. Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 1 ayat 11, kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik dan materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.

Menjaga Komunikasi dalam Keluarga

Pada penelitian Sunarti, Rizkillah, dan Muktiyah (2014) ditemukan bahwa istri bekerja akan berdampak mengalami konflik yang mengganggu keluarga daripada konflik keluarga mengganggu kerja. Artinya, jika istri bekerja konflik yang dialami adalah konflik kerja yang akan mengganggu keluarga. Akan tetapi Hal tersebut terjadi apabila istri lebih banyak menggunakan waktunya untuk bekerja dibandingkan dengan menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal ini terjadi karena komunikasi dan pertemuan antara suami dan istri yang bekerja semakin berkurang. Sedangkan pada suami istri tidak bekerja masih memperhatikan waktu bersama lebih sehingga terjalin komunikasi dan pertemuan lebih. Istri bekerja karena tuntutan untuk keperluan anak yang harus dipenuhi. Dalam mengelola stress, keluarga suami istri bekerja ini dengan melakukan relaksasi sebelum dan setelah bekerja, dan komunikasi terbuka dengan suami.

  1. Variabel komunikasi 

Komunikasi antar pribadi suami istri sangat penting khususnya dalam membuat kesepakatan pembagian peran dalam keluarga, seperti yang diteliti oleh (Setiawan, 2021) melalui studi literatur. Adanya penerimaan serta kesepakatan antara hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan juga perlu dibicarakan secara jelas sebelum semuanya dijalankan dalam kehidupan berumah tangga. Dengan adanya pola pengaturan kesepakatan pembagian peran dalam berkeluarga dan upaya untuk meluangkan waktu untuk quality time, maka diharapkan kualitas komunikasi antar pribadi antara suami dan istri dapat tetap terjaga. 

  1. Variabel Kesejahteraan Subjektif 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline