Ranggawarsita, atau Raden Ngabehi Pengawarsita adalah seorang pujangga dan filsuf terkemuka dari Jawa yang lahir pada 14 Maret 1802 di Surakarta, dan meninggal pada 24 Desember 1873. Nama asli Ranggawarsita adalah Bagus Burhan. Ranggawati adalah putra dari Mas Pajangswara dan cucu dari Yasadipura. Ranggawarsita dikenal sebagai pujangga besar terakhir tanah Jawa dan merupakan keturunan dari keluarga Yasadipura yang terkenal sebagai pujangga istana di Surakarta. Keluarganya memiliki latar belakang yang kuat dalam sastra dan budaya, karna ayahnya yang berasal dari kesultanan Pajang dan ibunya dari kesultanan Demak.
Ranggawarsita telah meninggalkan warisan pemikiran yang masih relevan hingga saat ini. Salah satu karya terkenalnya adalah sebuah karya yang mencerminkan perjalanan waktu, yaitu mengenai 3 era, Kalasuba, Kalatida dan Kalabendu.
Setiap era menggambarkan situasi sosial dan moral yang berada dalam Masyarakat
Apa yang dimaksud tiga era Ranggawarsita ?
Era Kalasuba
Kala berarti "Masa" atau "Zaman" Sedangkan Suba berarti "Kebaikan" atau "Kemakmuran". Jadi era Kalasuba adalah "Zaman Keemasan" atau "Masa Kejayaan".
Era Kalasuba ini sangat diidamkan atau diinginkan oleh seluruh masyarakat. Dalam keadaan ini, masyarakat tidak hanya memperoleh kesejahteraan materi, namun juga kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, masyarakat hidup dalam kemakmuran, keamanan, dan perdamaian, pemerintahan juga berfungsi dengan baik, para pemimpin memiliki sifat adil dan bijaksana, system pemerintahan dan tata kelola berjalan sesuai dengan prinsip demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas. Era ini identik dengan masa keemasan, atau masa dimana segala sesuatunya dijalankan sesuai dengan nilai moral dan hukum yang benar.
Contoh adannya era Kalasuba ini seperti hujan turun pada waktunya (pertanian makmur),Tidak ada konflik sosial, tidak ada kejahatan, Pemimpin mengutamakan kepentingan rakyat, dan tidak korupsi, hukum ditegakkan dengan adil, rakyat jelata dapat tertawa girang, tiada kekurangan makanan dan pakaian, semua keinginan mereka tercapai.
Untuk mewujudkan Kalasuba memerlukan sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah harus melaksanakan tanggung jawabnya secara jujur, adil dan transparan dengan kebijakan yang menjamin kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat. Terlebih lagi, partisipasi aktif masyarakat lokal merupakan proses pembangunan yang sangat penting.
Masyarakat perlu berkontribusi aktif baik dalam bentuk kerja keras, inovasi dan dukungan kebijakan, serta peningkatan kualitas hidup dan penanaman nilai-nilai pendidikan dan moral serta etika yang baik menjadi kunci mewujudkan Kalasuba. Sebab, hanya masyarakat terpelajar yang berakhlak baik yang mampu mewujudkan era kesejahteraan dan kebahagiaan ini secara berkesinambungan dan berkelanjutan.