Lihat ke Halaman Asli

Alfian Syaifudin Fadli

Desainer, Mahasiswa

Isu Konflik Rusia-Ukraina, Akankah Memicu Perang Dunia Ke-3?

Diperbarui: 24 Februari 2022   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Massa Rusia-Ukraina (dw.com)

Akhir akhir ini sedang ramai diperbincangkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang menyeret pihak Amerika Serikat (AS) dan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Rusia dan Ukraina adalah dua negara berdampingan yang terletak sebelah timur Eropa. Kedua negara ini dulunya tergabung dalam Negara Federasi Uni Soviet, bersatu menjadi negara komunis yang kuat pada saat Perang Dingin sebelum tahun 1990. Lantas apakah penyebab perseteruan antara 2 negara yang sama-sama bekas Negara Federasi Uni Soviet tersebut?


Penyebab ketegangan antar 2 negara tersebut dimulai karena kedekatan Ukraina dengan Negara barat. Ukraina yang dulu memanglah bukan Ukraina yang sekarang. Dulu, Ukraina dan Rusia bersatu untuk menandingi negara negara barat. Namun, saat ini Ukraina lebih senang bergabung dengan negara barat dan berusaha untuk bergabung dengan NATO.


Dalam perang dingin Uni Soviet merupakan China musuh dari Amerika Serikat dan negara negara barat lainnya. Uni Soviet dan China di era perang dingin tersebut digolongkan sebagai blok timur sedangkan pihak anti komunis berada di blok barat. Untuk melawan negara komunis, Amerika Serikat dan negara negara barat mendirikan NATO. Sementara itu Uni Soviet dkk juga membuat pakta pertahanan sendiri. Uni Soviet dan negara Blok Timur pada saat itu (14 Mei 1955) mendirikan Pakta Warsawa.

Setelah terbentuknya pakta-pakta pertahanan dari masing masing blok itu, terjadi perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur. Keduanya sering terlibat dalam perang saudara di Afrika dan Afrika.


Setelah Uni Soviet dan pakta pertahanannya bubar, Rusia sebagai inti dari Uni Soviet itupun tetap menjadi negara besar serta kuat. Negara negara barat memandang Rusia juga sebagai negara yang menakutkan. Meski telah lama perang dingin usai, permusuhan antara Rusia dan Amerika serikat masih tetap ada. Rusia yang dulunya pernah menjadi suatu kesatuan dengan Ukraina dalam bingkai Negara Federasi Uni Soviet, tampak merasa tidak suka melihat kedekatan Ukraina dengan negara negara barat.


 Rusia dan Ukraina memanas ketika muncul revolusi supremasi Rusia pada tahun 2014. Viktor Yanukovych, Presiden Ukraina saat itu yang pro Rusia  berhasil dilengserkan oleh massa anti pemerintah. Bahkan sebelum berdamai pada tahun 2015 dengan kesepakatan minsk sempat terjadi kerusuhan. 

Presiden Rusia, Putin juga marah akibat adanya revolusi di Ukraina yang berkeinginan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Pada saat Victor Yanukovych, Presiden Ukraina jatuh, Rusia memanfaatkan kekosongan kekuasaan itu dengan mendukung kelompok separatis di Luhansk dan provinsi tenggara Donetsk untuk menentang pemerintahan Ukraina.

Isu perang Rusia dan Ukraina muncul setelah munculnya sebuah citra satelit yang memperlihatkan Rusia mengerahkan ratusan ribu pasukan dan perangkat militer secara besar-besaran di perbatasan Negara Rusia dengan Ukraina pada Bulan November 2021.  

Hal ini berlanjut pada Bulan Desember 2021 dimana Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Rusia jika menyerang Ukraina akan dikenakan sanksi ekonomi barat. 

Kemudian pada tanggal 17 Desember 2021, Rusia mengajukan beberapa tuntutan tentang keamanan kepada pihak barat, salah satunya yaitu Rusia meminta NATO untuk menghentikan aktivitas militer di Ukraina dan Eropa Timur. Rusia meminta aliansi negara-negara barat yaitu NATO untuk tidak menerima negara negara bekas Uni Soviet termasuk Ukraina menjadi anggota aliansi. Tetapi tuntutan yang diajukan oleh Rusia ini tidak digubris oleh NATO.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline