Lihat ke Halaman Asli

Alfian Rachman

Mahasiswa Kuliah

Kesulitan Mengajar bagi Guru SDN Kebon Kopi

Diperbarui: 29 Desember 2020   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.

Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik. Tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten. Tetapi di Indonesia tidak semua mampu dan bisa menghadapi tantangan seperti ini khususnya di bidang ekonomi. Karena masih banyak orang yang tidak mengerti tentang cara menggunakan teknologi dan tidak semua juga mampu membeli teknologi untuk belajar. Hal tersebut dialami oleh guru Sekolah Dasar Kebon Kopi.

Semenjak bulan maret tepatnya saat dimulainya belajar di rumah karena pandemi, guru di SDN Kebon Kopi mulai kebingungan dengan cara mereka mengajar murid-muridnya. Karena sebagian besar murid di sekolah dasar tersebut memiliki tingkat ekonomi yang rendah. Mereka kesulitan untuk membeli kuota internet, kesulitan menggunakan gawai karena tidak memadai untuk digunakan sebagai media untuk belajar, dan ada yang tidak memiliki gawai sehingga bingung bagaimana mereka bisa belajar.

Awalnya guru-guru di sekolah dasar tersebut hanya memberi tugas lewat WhatsApp dan dikumpulkan setiap minggunya di sekolah. Tetapi cara tersebut dinilai kurang efektif untuk murid-muridnya mengerti tentang pelajaran yang diberikan oleh guru-gurunya. Akhirnya mereka mengganti cara dengan menghadiri rumah masing-masing muridnya untuk diajar secara langsung tetapi tetap dengan protokol kesehatan. Murid dikumpulkan sebanyak 5 orang di 1 rumah murid lainnya.

Kesulitan guru dalam mengajar disaat pandemi ini ternyata banyak sekali khususnya untuk sekolah yang dimana muridnya dalam keadaan ekonomi rendah. Pemerintah harus lebih memikarkan bagaimana agar semua pelajar di Indonesia dapat belajar dengan baik dan benar di masa pandemi ini. Memakai teknologi dalam belajar memang bagus tetapi, apakah semua sudah siap dengan cara tersebut. Bukan hanya murid yang kesulitan menggunakan teknologi dalam belajar tetapi, guru juga masih banyak yang belum terlalu paham menggunankan teknologi sebagai media untuk belajar.

Untuk kedepannya jika situasi pandemi ini masih berlangsung diharapkan pemerintah bisa menemukan cara lain dalam bagaimana cara belajar mengajar yang baik. Teknologi memang cara yang bagus tetapi harus dipikirkan juga pelajar yang masih belum mampu dan bisa menggunakan teknologi tersebut. Karena pelajar saat ini adalah penerus kita di kemudian hari, buatlah mereka menjadi orang yang terpelajar agar mereka bisa memajukan bangsanya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline