Mahasiswa merupakan bagian dari remaja, apabila disesuaikan dengan umur remaja masyarakat Indonesia. Mahasiswa merupakan peserta didik yang telah terdaftar di sebuah lembaga pendidikan yang bernama Universitas dan telah memenuhi persyaratan sebagai mahasiswa yang telah ditetapkan oleh Universitas.
Mahasiswa sama halnya dengan masyarakat pada umumnya atau masyarakat rumah tangga yang memiliki pemenuhan akan kebutuhannya. Kebutuhan mahasiswa terdiri dari alat tulis kerja, buku paket kuliah,transportasi dari rumah ke kampus dan sebaliknya serta alat penunjang lainnya yang menjadi keperluan masa perkuliahan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentu ada pengeluaran yang dilakukan. Pemenuhan kebutuhan memang sangat penting artinya untuk mengantarkan individu pada kehidupan yang selaras dengan lingkungannya.
Pada umumnya setiap orang khususnya mahasiswa akan melakukan kegiatan konsumsi dan suka terhadap hal-hal yang berbau konsumtif seperti suka berbelanja (Chandra Kurniawan, 2017). Mahasiswa secara tupoksi ialah seorang peserta didik yang memiliki kebebasan berfikir dan bertindak guna mencapai kemaslahatan masyarakat luas, dari pengertian diatas seyogianya mahasiswa ber perilaku kritis terhadap sesuatu yang mengganggu kemaslahatan masyarakat dan tindakan yang harus dilakukan ialah mahasiswa harus melebur dan merasakan penderitaan yang dialami oleh masyarakat. Tidak sebaliknya mahasiswa berperilaku layaknya seorang yang sombong dilihat dari perilaku konsumtif yang hanya dirasakan untuk diri sendiri guna mencapai eksistensi diri dalam satu pergaulan.
walaupun dalam satu pergaulan terdapat seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga berada dan semisal dia memiliki mobil pajero biru tidaklah elok jika mahasiswa tersebut mengendarai dan melakukan hal tidak baik didepan masyarakat tidak berada, semisal saat dia ingin mengendarai mobil pajero tersebut ke cafe janganlah membuat gaduh dan bising gara gara knalpot yang tidak sesuai dengan standar.
Jika hal tersebut tetap dilakukan maka demikian mahasiswa secara tidak langsung telah mencederai kepercayaan masyarakat dalam satu struktur pertemanan perlindungan diantara keduanya. Membahas mengenai perilaku konsumtif seorang mahasiswa jangan pernah menunjukan kemampuan dirinya dalam hal materi yang mungkin dapat membuat diantara rekan mahasiswa lain menjadi merasa malu akibat perilaku konsumtif tersebut, hal tersebut dapat dilihat dengan seringnya ajakan mahasiwa yang memiliki ekonomi lebih untuk mengajak ke salah satu tempat, akan tetapi dia tidak melihat kemampuan ekonomi orang lain sebelum mengajak hal tersebut.
perilaku konsumtif yang merugikan dapat menjadi boomerang bagi orang yang melakukan jika hal tersebut tetap dilakukan, lain halnya dengan perilaku konsumtif yang membantu masyarakat dan tidak merugikan maka hal tersebut dapat menjadi penilaian positif dari siapapun kepada orang yang melakukan tindakan konsumtif tersebut. semoga kedepannya perilaku konsumtif tidak menjadi budaya yang menagakar pada ke negatifan akan tetapi perilaku konsumtif lebih tertuju pada tindakan positif.
SUMBER REFERENSI:
Kurniawan, C. (2017). "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF EKONOMI PADA MAHASISWA". Diakses melalui: file:///C:/Users/AZMI/Downloads/admin,+9.++Chandra+Kurniawan.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H