Lihat ke Halaman Asli

alfiannur_gufron

Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6

Sang Elang

Diperbarui: 20 Juni 2023   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bab 3 - Jalan Buntu


Dunia telah berubah secara menyeluruh. Memang perlahan demi perlahan. Tapi menuju suatu kepastian yang bisa ditebak, saling merusak, saling melenyapkan, saling menghancurkan, dan saling berlomba menuju ke arah kematian. Lalu, ada seorang pemuda yang seakan terbangun dari tidur panjangnya. Ia menanyakan keberadaannya. Tapi ia tetap tenang tak merasakan cemas sedikit pun di dadanya. Pemikirannya cemerlang, visioner. Selalu mengambil langkah dengan pasti, tanpa diliputi rasa ragu dan gentar. Ia pun keluar dari rumahnya. Lalu, pergi dari tempat tinggalnya. Bukan karena ia tidak mau berada disana. Bukan juga keinginannya untuk pergi dari sana. 

Orang-orang disana, keluarganya, dan para tetua, menginginkannya pergi tanpa harus kembali. Terabaikan, terusir, dimusuhi, dan dibenci oleh oleh kaumnya sendiri. Mungkin memang karena peraturan klan tempat ia tinggal. Atau mungkin juga bukan karena peraturan itu sendiri, keinginan para tetua mengusir para pemuda. Ia menjadi pengembara. Bertemu dengan para petualang hebat, hewan-hewan yang menakjubkan, dan tempat-tempat yang indahnya mampu membuat orang terdiam, tak terucap satu kata pun dari mulutnya. Usianya baru menginjak 16 tahun. Ia telah meninggalkan klannya selama dua tahun. Ia dikenal di semua klan kecuali klannya sendiri. Satu tahun yang lalu ia memiliki kelompok mata-mata rahasia yang dikenal dengan kode nama BIZARRE. 

Terdiri atas banyak pemuda jalanan yang ia rekrut untuk menjadi pasukannya. Dididik untuk menjadi yang terbaik pada fisik dan pemikirannya. Puluhan kasus telah diselesaikan oleh mereka. Dari yang tidak berpengaruh apapun terhadap dunia hingga yang paling berbahaya karena termasuk dari kejahatan yang terorganisir dalam kurun waktu lama. Kasus terakhir itu adalah kasus yang paling membuat dunia gempar dan menimbulkan luka paling mendalam bagi yang mengalaminya. 

Hari itu menjadi hari berkabung bagi kelompok hebat tersebut. Bukan luka fisik semata yang mereka rasakan. Tetapi lebih dari itu. Mereka kehilangan pemimpin mereka. Pemuda petualang tadi adalah pemimpin mereka. Ia telah terluka parah setelah pertarungannya dengan pemimpin organisasi kejahatan tersebut. Hujan melanda tempat dimana ia sekarat. Seakan dunia ikut berkabung dengan kematiannya. Tetapi, pengorbanannya tidaklah sia-sia. 

Organisasi itu telah berhasil ditumpas sampai ke akar-akarnya. Lenyap bersama kematian pemimpinnya. Dunia pun selalu mengingat namanya dan aksi kepahlawanannya hari itu. Pada akhirnya, seorang pahlawan berhasil menyelamatkan dunia dari teror kejahatan organisasi setelah meneror hampir selama seperempat abad lamanya.

OoOoOoO

"Kukira kita akan memakai pakaian perang untuk pergi kesana. Ternyata harus memakai setelan berdasi seperti ini." Gerutuku pada Em. "Lalu, kita menyerang mereka dengan pistol saja ? Kurang canggih ternyata..."

Seperti biasa ia tidak membalas langsung perkataanku. Padahal biasanya, untuk orang yang memiliki pemikiran seperti dirinya, akan langsung kesal dan marah. Aku pun memutuskan untuk diam saja karena tidak ada tanggapan darinya. Aku menyimpan pistolku di pinggang belakang, tertutupi oleh jas, dan pisau lipat kusimpan di kaki dan di saku dalam jas.

Ada sekitar sepuluh orang yang ikut menuju pesta ulang tahun pemimpin pemerintahan, Zach Aenn, di gedung pertemuan terbesar di kota pusat. Sepuluh orang ini tidak ada di daftar nama pasukan reguler atau khusus dalam kelompok mata-mata ini. Mereka adalah rekrutan khusus dari Em sendiri. Aku pernah melihat mereka sekali saat Em masih berada di Bizarre dulu.

"Edelstein, sepertinya kau butuh kode nama untuk menyelesaikan misi." Kata Em kepadaku.

"Entahlah. Kurasa, kau bisa menentukannya untukku. Aku tidak ingin memikirkannya terlalu serius tentang kode nama itu." Jawabku, terdengar tidak terlalu peduli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline