Lihat ke Halaman Asli

Alfian Khamal Mustafa

Mahasiswa Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Waspada! Jajanan Sekolah Tercampur Bahan Plastik Bagi Kesehatan

Diperbarui: 12 Agustus 2024   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Gita Pertiwi, Kegiatan Riset Timbunan Sampah dan Brand Audit

Setelah viral dengan roti berbahan pengawet kosmetik, beberapa jajanan ini memiliki kandungan bahan plastik bahkan sering di konsumsi masyarakat terutama anak-anak sekolah. 

jajanan merupakan bagian integral dari kuliner Indonesia yang kaya dan beragam yang saat ini banyak mengalami berkembangan. Tidak hanya dari segi rasa dan penampilan, tetapi dari sisi kemasan pun ikut menjadi pertimbangan produsen agar tampil menarik sehingga dapat memikat konsumen. 

Seringkali kita temui kemasan yang menarik tetapi proporsi tidak sesuai ekspektasi kita. Misalnya kemasan besar dengan berbagai gambar menarik tetapi justru isi jajanan tidak sampai setengah dari bungkus. 

Fenomena tersebut banyak ditemukan pada beberapa jajanan di warung-warung kelontong ataupun dari tenongan (penjual beragam jajanan pasar dan snack-snack).

Keragaman jajanan yang dikonsumsi anak-anak dapat mengungkapkan bagaimana kuliner ini memengaruhi perkembangan selera, perilaku konsumsi, serta aspek kesehatan dan gizi. 

Akan tetapi, apakah kalian tahu bahwa tidak hanya kandungan gizi yang masuk kedalam tubuh setelah menyantap jajanan itu. Bahkan pada beberapa jajanan, kandungan plastik pun ikut terkonsumsi kedalam tubuh dan tidak bisa terurai oleh saluran pencernaan. Kandungan plastik yang sangat kecil tersebut familiar dengan sebutan mikroplastik. Mikroplastik ini berukuran kurang dari 5 mm.

Riset yang pernah dilakukan oleh Ecoton tahun 2018 hingga 2022 memaparkan fakta bahwa mikroplastik tidak hanya ditemukan dalam tubuh hewan tetapi juga pada fases manusia. Melalui riset tersebut ditemukan pada 10gram fases manusia ditemukan 2 sampai 15 partikel mikroplastik per milimeter. Pada ikan dan beragam olahannya juga ditemukan kandungan mikroplastik yang hanya dapat dilihat dari mikroskop.

Mikroplastik ini berada di lingkungan seperti air laut, air tawar, dan riset terbaru Gita Pertiwi terhadap jajanan sekolah membeberkan fakta bahwa jajanan yang dikonsumsi anak sekolah mengandung mikroplastik. Hal tersebut tak lepas dari penggunaan berbagai jenis plastik sebagai bungkus jajana-jajanan di kantin sekolah. Jenis-jenis plastik yang ditemukan di jajanan anak sekolah mulai dari botol platik, sedotan platik, stereofoam, bungkus platik bening, sachet, kertas minyak, mika, dan gelas platik.

Hasil riset menunjukan paling banyak ditemukan adalah jajanan dengan kemasan kertas minyak yang presentasenya mencapai 22%, diikuti oleh bungkus plastik bening dengan presentase 19% dari total sampah sekolah. Sample yang diambil di beberapa Sekolah (SD/MI dan SMP) di solo raya tersebut didapatkan total timbunan sampah sebanyak 277,85 kilogram.

Pada riset ini ditemukan beberapa jenis mikroplastik yaitu fiber, film/filamen, fragmen, dan foam. Fiber merupakan degradasi sampah kain yang tercecer di lingkungan dan degradasi produk plastik akibat pelapukan. Lalu untuk filamen sendiri merupakan degradasi plastik tipis dan lentur misalnya kantong plastik (kresek), botol minum plastik, lebel kemasan, bungkus makanan dan minuman single layer. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline