Lihat ke Halaman Asli

Alfiani

Mahasiswa Pendidikan Biologi

Pentingnya Keberadaan Taman Baca Sebagai Solusi dari Krisis Literasi di Era Digital 4.0

Diperbarui: 30 Januari 2021   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil survei Programme for International Assessment (PISA) 2018 menunjukkan bahwa skor Indonesia masih berada di bawah rata -- rata. Pada kategori tingkat literasi atau kemampuan membaca siswa Indonesia memperoleh skor 371, jauh dari rata -- rata yaitu 487. Pada survei PISA kemampuan membaca siswa Indonesia yang mencapai kemahiran level dua hanya 30 persen dari total responden. Pada level ini siswa akan dapat mengidentifikasi ide utama dalam teks sedang dan panjang. Mampu mencari informasi berdasarkan kriteria yang eksplisit, meskipun terkadang rumit. Serta dapat merefleksikan tujuan dan bentuk teks ketika diarahkan untuk melakukannya.

Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara di dunia pada level literasi membaca. Dengan fakta -- fakta tersebut tidak heran jika rata -- rata indeks aktivitas literasi membaca (Alibaca) di Indonesia masih berada di level rendah yaitu 37,32 persen.

Terkait dengan rendahnya level literasi siswa Indonesia, Taman Baca hadir di Desa Kadilangu Kec. Trangkil Kab. Pati sebagai salah satu solusi untuk mengatasi krisis literasi baca di Era Digital 4.0. Taman Baca sendiri merupakan tempat dimana masyarakat baik anak -- anak sampai orang tua dapat mengakses atau meminjam berbagai bahan bacaan seperti buku pelajaran, buku keterampilan, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, dan karya -- karya sastra serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sekitar secara umum tanpa batasan usia.

Taman Baca ini memiliki berbagai macam peran yang sangat penting salah satunya yaitu sebagai media atau jembatan yang menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi pustaka. Setiap masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh tambahan ilmu di taman baca.

Taman Baca juga berperan sebagai media dalam penyebaran informasi, karena taman baca memiliki banyak sekali buku yang mengandung informasi penting bagi masyarakat. Hadirnya taman baca dapat menciptakan masyarakat yang literer, artinya masyarakat yang melek akan informasi.

Kehadiran Taman Baca ini membawa misi khusus yaitu membudayakan minat baca masyarakat yang sejauh ini masih dinilai rendah. Mendorong dan mendidik segenap lapisan masyarakat dalam rangka pendidikan sepanjang hayat. Membuka pintu lebar -- lebar bagi masyarakat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi. Serta memberikan fasilitas yang nyaman dan kondusif bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan literasi informasi.

Literasi informasi merupakan kemampuan seseorang dalam mencari, mengoleksi, mengevaluasi atau menginterpresentasikan dan mengkomunikasikan informasi dari berbagai sumber secara efektif dan efisien. Penguasaan literasi informasi akan menjauhkan masyarakat dari ketidaktauan karena ketika mereka di hadapi sebuah masalah masyarakat akan tau dimana dan bagaimana mereka dapat memperoleh informasi pemecah masalah tersebut.

Rendahnya minat baca akan berpengaruh pada keterampilan literasi masyarakat. Sehebat apapun Taman Baca yang disediakan, akan percuma saja jika masyarakat tidak suka membaca. 

Ibarat pepatah Jawa tak kenal maka tak sayang, pun sama dengan membaca. Hanya perlu satu buku untuk kita jatuh cinta pada membaca. Maka, ayo kita cari buku itu bersama dan mulai jatuh cinta pada membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline