Lihat ke Halaman Asli

Cyber Ethic: Etika dalam Screenshot Foto Instagram

Diperbarui: 2 Desember 2019   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada beberapa alasan bagus untuk mengambil screenshot post/story instagram. 

Mungkin anda ingin me-screenshot postingan dari @fiersabesari ke ponsel anda. Atau mungkin anda ingin memiliki foto yang dikirim teman anda dari DM ( Direct Message ) instagram.

Dalam kasus pertama, instagram tidak akan memberitahukan skepada pemilik foto jika anda me- secreenshot foto tersebut. Namun dalam kasus kedua, pemilik foto akan mendapat notifikasi ( pemberitahuan ) dari instagram, jika ada me-screenshot foto tersebut melalui DM, ada beberapa alasan mengapa anda me-screenshot foto tersebut, salah satunya karena foto yang dikirim melalui DM hanya dapat dilihat selama 5 detik.


Yang ingin saya bahas kali ini bukan notifikasi yang dikirim oleh pihak instagram, melainkan Etika dalam kita menggunakan aplikasi tersebut terutama jika kita ingin me-screenshot postingan orang lain.


Menurut saya. Tidak ada salahnya jika kita ingin me-screenshot postingan tersebut untuk kepentingan kita pribadi, untuk referensi kita contohnya. Namun juga tidak baik jika kita asal comot begitu saja.
Tentunya, kita harus izin dulu ke pemilik Foto. Tapi, sering kali kita tidak mendapat balasan maupun tanggapan atas izin kita. Dan hal itu bukan menjadi masalah. Jika kita ingin me-repost ( memposting ulang ) foto tersebut ke akun kita. Dan kita mendapat protes atau pihak pemilik foto tidak berkenan, kita hanya perlu menunjukkan izin kita tersebut, untuk menghindari pelanggaran atas pasal CyberCrime tentang hak cipta.

Penulis : Alfian Alfarizi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline