Tiga bulan terakhir ini memang kami sedang berbenah. Pemicu sesungguhnya adalah akibat pandemi yang berpengaruh pada menurunnya pemasukan perusahaan.
Mau tak mau kami harus berpikir bagaimana agar pengeluaran bisa lebih efisien. Momentum tersebut sekaligus dijadikan sebagai kesempatan membenahi apa yang dirasa kurang pas.
Mumpung load pekerjaan sedang tidak tinggi. Berbagai daya upaya pun dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan penyusunan tata letak pabrik yang lebih efisien.
Kami pun mulai melakukan penyusunan ulang tata letak pabrik sejak sebulan terakhir ini. Tidak terlalu besar-besaran. Hanya memindahkan salah satu departemen produksi ke tempat yang dirasa masih cukup.
Sejatinya, area yang ditinggalkan itu memang terbilang cukup lebar dan luas dibandingkan dengan kebutuhan area departemen produksi tersebut.
Lalu apa yang kami lakukan dengan area menganggur itu? Kami pakai untuk area gudang produk jadi (finished good). Selama ini sejak bertahun-tahun yang lalu memang kami menyewa gudang sebagai area penyimpanan produk jadi sebelum dikirim ke customer.
Penyewaan itu jelas membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Sewa gudang dipandang sebagai pemborosan. Dengan memakai fasilitas milik sendiri, perusahaan tentunya akan menghemat biaya. Ada tiga unsur biaya yang bisa dihemat.
Pertama biaya sewa gudang bisa dihilangkan. Sekian milyar bisa disimpan. Kedua, biaya transportasi atau handling. Entah bensin yang dikeluarkan untuk truk maupun forklift berikut perawatannya.
Ketiga, biaya man power berikut man hour. Dalam proses memindahkan barang ke gudang tentu butuh proses loading--unloading barang yang membutuhkan waktu dan operator yang mengerjakan. Maka operatorpun bisa dialihkan untuk pekerjaan lain.
Ternyata banyak bukan biaya yang bisa dihemat? Tak hanya menghemat biaya namun juga jumlah man power (pekerja). Biaya-biaya ini bila diakumulasikan dalam setahun akan didapatkan jumlah yang besar.