Sepasang mata menghunus pandangan pada jam yang berdiri kokoh di sudut alun-alun kota barat
Ini kota yang sendu menyaru rindu
Berapa lama lagi, tanyamu
Kira-kira dua purnama lagi, jawabku pelan
Mengapa begitu lama, katamu,
seakan kau mohon padaku untuk mempercepat waktu
Tak terhitung banyaknya pertanyaan yang sama terus kau ulang
Seakan kau takbisa menaja kata yang lain
Tak adakah yang ingin kau tanyakan tentangku?
Rindumu itu menyiksaku, menambah sayatan dihati yang membuatku merintih perih