Lihat ke Halaman Asli

Meirri Alfianto

TERVERIFIKASI

Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Sajak Lelaki di Tepian Makam

Diperbarui: 31 Juli 2021   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi makam. Gambar: Pixabay | fietzfotos

Sedari tadi aku termenung. Imajinasiku berlarian berkejar-kejaran dengan senja. Ini tak normal.

Seorang lelaki muda duduk di tepian telaga di ujung sana. Deretan makam berjejeran diantaranya. Tatapannya dingin bagai di kutub. Tak bergerak bagaikan batu.

Tiga hari yang lalu ia datang. Sejak itu ia diam disana mematung. Aku bertanya pada Tuhan, "Mengapa Engkau memanggilnya lebih dahulu ya Tuhan sementara ia tidak siap untuk pergi?"

Tuhan menjawabku, "Manusia hanya bisa berencana. AKU-lah yang menentukan"

Lelaki nahas itu masuk kedalam memori kehidupannya yang lalu. Ingatannya tertuju pada gadis yang hendak dipersuntingnya. Seyogyanya ia sudah bersatu memadu kasih dengan gadis pujaan hatinya. Tetapi Tuhan berkata lain.

Sekelompok virus merasuk dan menyerang tubuhnya. Pertahanannya tak kuasa melawan hingga jiwanya harus pergi. Tersungkur lah sang gadis. Terpukul lah ia melepas lelaki itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline