Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang baru dilantik, Sandiaga Uno memberikan sebuah terobosan baru dalam usaha untuk membangkitkan kembali dunia pariwisata yang kehilangan gairah pasca diterjang gelombang pandemi. Pak Sandi menggagas sebuah metode kerja baru yang ia sebut WFD (Work From Destination).
Bekerja sambil berlibur ke tempat wisata. Ide ini tentu saja layak diapresiasi. Ini merupakan inovasi yang sangat menarik. Disatu sisi pekerja nyaman dalam bekerja karena bisa sekalian berlibur. Pikiran fresh, ide-ide segar bisa bermunculan. Hmmm...siapa coba yang nggak mau kerja sambil berlibur.
Sudah liburan, dibayar pula. Kalau saya ditawarin ya terimakasih. Berangkat sudah. Perkara efektif atau tidak, itu belakangan. Lha wong disuruh kok.
Duhh, jadi kebayang beneran nih kerja di tepian laut Raja Ampat. Buka laptop sambil nyeruput kopi dan menyantap singkong rebus hangat. Buka-nya Kompasiana.. hahaha.. Mungkin Pak Sandi bisa ngomong ke bos saya?
Disisi pelaku wisata juga mendatangkan secercah harapan. Setidaknya membantu meningkatkan gairah bisnis wisata. Namun persoalannya, apakah semua pekerja bisa menerapkan WFD? Tentu tidak.
Karena kata "pekerja" terlalu luas maknanya, maka akan saya persempit lagi. Apakah semua pekerja kantoran bisa? Nanti dulu. Rasanya tidak semuanya bisa. Dugaan saya WFD bisa dilakukan untuk beberapa profesi ini:
1. Pekerja dibidang start-up
2. Pekerja dibidang multimedia
3. Marketing
4. Creative content