Lihat ke Halaman Asli

Meirri Alfianto

TERVERIFIKASI

Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Bahagia adalah Ketika Membuat Orang Lain Tersenyum

Diperbarui: 31 Desember 2020   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bahagia. Gambar: pixabay | free-photos

Kebahagiaan ialah ketika kita dapat membuat orang lain tersenyum. Tidak harus dengan hal-hal yang luar biasa. Tidak dengan barang-barang mewah. 

Berbagi hal-hal sederhana pun ketika itu bisa membuat orang lain senang, itu adalah kebahagiaan yang tak terkira. Kadang-kadang hal kecil yang dapat kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan ketulusan, itu merupakan hal yang luar biasa untuk orang lain. Saya terpikirkan untuk berbagi pengalaman hidup. Ada 2 (dua) kisah yang ingin saya bagikan.

Kisah #1

Suatu ketika seorang staf menghampiri saya. Ia bercerita bahwa beberapa waktu yang lalu adiknya lulus dari STM jurusan kelistrikan. Sudah mencoba mencari kerja kemana-mana, namun hasilnya nihil. 

Lamaran itu sepertinya kurang menarik minat perusahaan pemberi kerja. Ada yang tidak dipanggil sama sekali. Ada yang dipanggil, namun begitu masuk tes pertama setelah itu tidak dipanggil lagi. Mendengar cerita dari staf saya tersebut, terketuk hati saya untuk coba membantu. 

Secara diam-diam, tanpa sepengetahuannya saya coba menanyakan ke bagian HRD apakah ada kebutuhan di bagian lain. Ternyata ada. Di bagian teknik membutuhkan teknisi untuk wiring. Bingo! Ini mungkin sudah rezeki adik staf saya tersebut. 

Segera saya panggil staf saya, lalu meminta padanya besok pagi berkas lamaran adiknya sudah harus saya terima. Saya yang akan menyerahkan ke HRD. Singkat cerita, adiknya dipanggil untuk interview kerja. Karena kebetulan saya kenal dengan user-nya, saya sempat ajak ngobrol dengan setengah "promosi" bahwa anak ini berpotensi dan rajin. Dan benar, akhirnya ia pun diterima kerja. Itu adalah pekerjaan pertamanya selepas masa sekolah.

Seminggu kemudian, kakaknya (staf saya ) tadi datang kerumah bersama dengan sang adik. Ia terlihat amat bahagia. Ia bercerita, ibunya jadi sehat kembali. Badannya terlihat segar kembali. Rupanya selama ini sang ibu selalu terpikirkan anaknya yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan hingga sakit-sakitan. Ibunya menitipkan pesan terimakasih pada saya. 

Hari itu saya ingat, saya dibawakan bermacam-macam makanan dan buah-buahan. Ketika hendak pulang, sempat ia menyodorkan amplop berisi uang. Namun saya tolak. Saya hanya berpesan pada adiknya, tunjukkan kinerja yang baik. Kerja yang rajin dan jaga etika kerja. Karena ia membawa nama baik saya dalam bekerja. Tolong dijaga. Puji Tuhan, sekarang sudah 8 tahun ia bekerja disana dan selalu menunjukkan kinerja yang baik. Meskipun saya sudah tidak disana lagi karena pindah kerja.

Respon staf saya dan keluarganya sungguh sangat membahagiakan bagi saya. Saya tidak bisa menyantuni materi. Saya hanya membantu sejauh yang saya bisa lakukan. Takpernah mengira, hal sederhana (menurut saya) yang saya lakukan bisa berdampak sangat besar bagi orang lain. Sesungguhnya tidak sulit bagi saya merekomendasikan orang lain ketika ada peluang kerja di perusahaan. Tetapi bagi orang lain, itu seperti memberi air segar ditengah padang gurun. Bagi orang lain, hal sederhana itu adalah hidup. 

Kisah #2

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline