Lihat ke Halaman Asli

Meirri Alfianto

TERVERIFIKASI

Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Pengalaman Tambal Gigi di Masa Pandemi

Diperbarui: 6 April 2021   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tambal gigi di masa pandemi (sumber gambar : suara.com)


Istri saya mengeluh sakit pada gigi gerahamnya. Ada lubang di bagian gigi tersebut sehingga menimbulkan rasa nyeri yang teramat sangat. Sakit sekali katanya. Karena sakit giginya itu, tak jarang membuat kepalanya ikut sakit. Belakangan baru diketahui bahwa gigi tersebut berhubungan dengan tiga syaraf sekaligus. 

Ini terjadi sudah lama, semanjak empat bulan yang lalu sebelum adanya pandemi. Saya sudah menyarankannya untuk segera dibawa ke dokter gigi dan diambil tindakan. Namun belum sempat ke dokter gigi, terjadilah pandemi covid-19 yang diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020. 

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. PSBB diberlakukan. Seluruh tindakan pengobatan gigi ditiadakan sementara. Semua klinik tutup termasuk klinik BPJS. Pun halnya dengan Puskesmas dan rumah sakit. Usut punya usut ternyata ada himbauan pemerintah bahwa pengobatan gigi untuk sementara tidak melayani tindakan kecuali emergency. Aturan itu diikuti oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia yang mengeluarkan Pedoman pelayanan kedokteran gigi selama pandemi.

Mengapa praktik dokter gigi tutup sementara selama PSBB kemarin? Melansir informasi dari laman kompas.com pada artikel yang diterbitkan pada 24 April 2020 lalu, perawatan gigi adalah salah satu kondisi dimana potensi penularan virus covid-19 ini sangat tinggi. Infeksi covid-19 dapat menular melalui udara. 

Ketika pasien covid-19 menjalankan prosedur perawatan gigi menggunakan bor berputar dengan kecepatan tinggi, maka saliva, udara hasil pernapasan dan bahkan darah pasien akan bercampur menjadi bahan yang infeksius bagi dokter dan perawat gigi. 

Demikian bunyi keterangan dari drg. Citra Kusumasari SpKG (K). Selain itu, dokter gigi juga kerap berkontak langsung atau tidak langsung dengan cairan pasien, material pasien, dan instrument gigi serta permukaan yang terkontaminasi di ruang perawatan gigi. Tercatat di Indonesia sudah ada 6 orang dokter gigi meninggal dunia selama covid-19.

Kembali ke kasus yang dialami oleh istri, akhirnya kami berdua harus menunggu berbulan-bulan sampai tindakan pelayanan dokter gigi dibuka kembali. Sampai Juni kemarin, pelayanan belum dibuka. 

Mulai Juli kami kembali mencari-cari info klinik yang sudah mulai melayani tindakan gigi. Kami datangi klinik BPJS infonya belum melayani. Puskesmas juga sama saja. Lumayan kan kalau bisa memanfaatkan BPJS atau berobat di puskesmas biayanya akan jauh lebih murah. Lalu kami mencoba berkunjung ke beberapa klinik khusus dokter gigi dan rumah Sakit. 

Jawabannya sama saja : belum dibuka. Sampai akhirnya ada info rumah sakit yang mulai melayani tindakan penambalan gigi. Tapi itu pun hanya ada satu dua saja di Rumah Sakit swasta yang bonafide nan mahal. Pikir kami, sayang juga buang-buang uang sampai jutaan rupiah untuk tambal gigi. Akhirnya kami menemukan klinik yang melayani tindakan pengobatan gigi lewat sebuah aplikasi online yang sering menawarkan promo. Klinik dental tersebut berada di daerah Green Lake City, Cipondoh Tangerang. 

Jaraknya sekitar 30 menit waktu perjalanan ditempuh dengan menggunakan mobil. Klinik tersebut baru buka kembali pada awal Juli dengan protokol kesehatan yang ketat setelah tutup selama tiga bulan. 

Sebelum kesana, kami sempat menanyakan dulu terkait protokol covid-19 dan kisaran biaya. Maka kami dijelaskan bahwa selama pandemi ini ada tambahan biaya yang harus ditanggung oleh pasien. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline