Kesehatan adalah yang utama. Suka atau tidak suka semakin tua umur, secara alamiah manusia akan menjadi semakin lemah dan imun tubuhnya berkurang. Maka, semakin orang bertambah umur ia akan semakin rentan terhadap penyakit. Pada waktu muda dan masih segar orang terkadang tidak berpikir untuk berinvestasi di bidang kesehatan.
Orang muda cenderung tidak memikirkan kemungkinan ia sakit dimasa tuanya karena saat ini ia merasa masih sehat dan kuat. Padahal biaya kesehatan itu naik dari tahun ke tahun. Akhirnya banyak orang mengalami kesulitan karena tidak mampu membayar biaya kesehatan ketika sudah tua. Apalagi jika yang diderita adalah penyakit kronis.
Sebagai gambaran, biaya operasi by pass jantung di Indonesia berada di kisaran 150-300 juta rupiah. Biaya cuci darah berkisar di angka 80-120 juta rupiah. Untuk diabetes yang notabene penyakit banyak diderita masyarakat Indonesia sekitar 24-48 juta per tahun hanya untuk dokter dan obat-obatannya saja. Belum termasuk biaya perawatan bila masuk rumah sakit dan biaya operasi bila dibutuhkan.
Semua itu bukan biaya-biaya yang kecil apalagi bagi penduduk kelas menengah dan menengah ke bawah. Maka, solusinya adalah asuransi kesehatan. Pikirkan sedini mungkin untuk mulai memanfaatkan asuransi kesehatan. Jangan kalau sudah sakit baru repot mengurus asuransi. Jangan pula sampai harus mengorbankan pendidikan anak atau hal penting lainnya karena uangnya tersedot untuk biaya kesehatan kita. Apalagi sampai berhutang di saat usia yang sudah tidak produktif. Oleh karena itu, merencanakan hari tua itu perlu dilakukan sejak dini.
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan telah memberikan program jaminan kesehatan bagi masyarakat. Biayanya variatif tergantung kelas yang diambil. Sesuai Perpres No 64 tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan besar iuran untuk kelas III Rp. 42.000, Kelas II Rp 100.000 dan kelas I Rp 150.000.
Bukan bermaksud merendahkan pelayanan BPJS kesehatan, namun fakta di lapangan memang banyak kekurangan dan komplain di sana-sini tentang pelayanan BPJS. Kemudian kualitas obat yang kurang bagus dan tindakan medis yang terkesan lamban. Mungkin tidak semua tapi ada saja kasus yang demikian. Belum lagi masalah defisit yang lagi hangat diperbincangkan.
Di BPJS Kesehatan tidak semua biaya ditanggung. Ada penyakit dan kondisi tertentu yang tidak masuk pertanggungan. Lalu juga ada semacam limit atau batasan untuk penyakit-penyakit tertentu. Maka tidak ada salahnya untuk mulai mempertimbangkan produk asuransi swasta.
Ada berbagai pertimbangan untuk memilih lembaga asuransi kesehatan. Di Indonesia ada banyak lembaga yang menawarkan produk asuransi kesehatan seperti Prudential, ManuLife, ACA, Lippo Insurance, BCA Life, AXA dan lain sebagainya. Dari pengalaman saya memilih asuransi kesehatan, ada beberapa poin yang perlu menjadi dasar pertimbangan yakni:
1. Pastikan lembaga asuransi yang dipilih kredibel, tidak pernah tersangkut kasus sehingga berisiko tinggi bagi nasabah.
2. Pelajari manfaatnya mulai dari limit, biaya kamar, dan penyakit yang ditanggung.