Malang, 25 September 2024 --- KB & TK Lab Universitas Negeri Malang (UM) menjadi saksi peluncuran inovasi terbaru dalam dunia pendidikan dan kesehatan anak usia dini. Pada hari Rabu, 25 September 2024, tim peneliti dari UM memperkenalkan aplikasi mobile berbasis multisensor yang dirancang untuk memantau kondisi nutrisi dan mendeteksi risiko stunting pada anak-anak prasekolah. Kegiatan ini dihadiri oleh para orang tua atau wali murid, yang ikut serta dalam sosialisasi penggunaan aplikasi tersebut. Mobile apps ini merupakan salah satu bentuk inovasi teknologi di bidang kesehatan dan pendidikan yang diinisiasi oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., Ph.D, dengan anggota peneliti: Dr. Pramono, S.Pd., M.Or, Drs. I Wayan Sutama, M.Pd, dan Dr. Ahmad Samawi, M.Hum. Mereka bekerja sama untuk menghadirkan solusi digital dalam pemantauan nutrisi dan pencegahan stunting secara lebih efektif dan efisien.
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam menangani masalah stunting pada anak usia dini, yang berdampak jangka panjang terhadap kesehatan, pertumbuhan, serta perkembangan kognitif dan motorik. Untuk menjawab tantangan ini, tim peneliti Universitas Negeri Malang mengembangkan mobile apps berbasis multisensor yang memungkinkan pengukuran antropometri secara non-kontak, seperti berat dan tinggi badan serta indeks massa tubuh, untuk memantau nutrisi dan mendeteksi risiko stunting dengan lebih cepat dan akurat. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan antarmuka yang user-friendly, analisis status gizi dengan peringatan dini, rekomendasi gizi yang dipersonalisasi, serta penyimpanan data jangka panjang guna memantau perkembangan anak secara berkelanjutan.
Kegiatan yang diselenggarakan di TK Lab UM ini diikuti oleh para orang tua atau wali murid, yang mendapatkan sosialisasi tentang pentingnya pemantauan nutrisi dan bagaimana aplikasi ini dapat membantu mereka dalam mengontrol kesehatan anak-anak mereka. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti penjelasan dan tutorial penggunaan aplikasi, serta mendapatkan kesempatan untuk langsung mencoba fitur-fitur yang ada.
Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., Ph.D, sebagai ketua tim peneliti, menyampaikan bahwa aplikasi ini diharapkan dapat menjadi alat yang efektif dalam memantau perkembangan anak secara lebih efisien dan akurat. "Dengan pemantauan yang lebih akurat dan berkala, risiko stunting pada anak-anak dapat diminimalisir. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu para orang tua dan guru untuk melakukan deteksi dini dan intervensi yang tepat dalam menjaga kesehatan anak-anak," ujarnya. Melalui aplikasi ini, guru dan orang tua di TK Lab UM dapat lebih mudah mengakses data perkembangan fisik anak secara real-time. Selain itu, aplikasi ini juga dapat memfasilitasi kerja sama antara sekolah dan orang tua dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak, dengan memberikan laporan rutin yang bisa dipantau langsung melalui perangkat mobile.
Kedepannya, aplikasi ini diharapkan dapat diimplementasikan lebih luas di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini di Indonesia, terutama di daerah-daerah dengan prevalensi stunting yang tinggi. Teknologi ini juga bisa menjadi model bagi lembaga pendidikan lainnya dalam memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak. Salah satu wali murid bernama Ibu Rika Dyah, menyampaikan bahwa mobile apps berbasis multisensor ini sangat membantu dalam memantau nutrisi anaknya. "Aplikasinya mudah digunakan dan memberikan rekomendasi gizi yang berguna. Saya bisa memantau perkembangan anak dari rumah tanpa harus sering ke dokter," ujarnya. Ibu Rika Dyah berharap teknologi ini bisa diterapkan lebih luas untuk mendukung kesehatan anak-anak lainnya.
Dengan hadirnya mobile apps berbasis multisensor ini, langkah konkret dalam upaya memantau nutrisi dan mencegah stunting pada anak usia dini semakin nyata. Inovasi ini tidak hanya memudahkan orang tua dalam memantau kesehatan anak secara mandiri, tetapi juga membuka peluang bagi institusi pendidikan dan layanan kesehatan untuk bekerja sama dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. Diharapkan, penerapan teknologi ini dapat menyebar luas ke seluruh pelosok Indonesia, sehingga masalah stunting bisa ditekan dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan lebih optimal. Dari TK Lab Universitas Negeri Malang, inovasi ini siap menjadi solusi masa depan kesehatan anak-anak Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H