Lihat ke Halaman Asli

Alfi Nusrotin

Universitas Negeri Padang

Komunikasi Antar Budaya Jawa yang Ada di Minangkabau

Diperbarui: 10 Januari 2023   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernikahan dengan budaya Minangkabau.  https://www.instagram.com/p/CGb9Xyzn3YA/?igshid=OGQ2MjdiOTE= 

Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, ras, dan juga agama. Perbedaan yang ada didalamnya membuat sebuah warna tersendiri untuk Indonesia. Keberagaman tersebut membuat setiap individu memerlukan kemampuan dalam beradaptasi sehingga bias meminimalisir terjadinya culture shock dalam proses komunikasi antar budaya. Stereotype yang ada di masyarakat yang belum tentu kebenarannya menjadi salah satu hal yang mempengaruhi penilaian seseorang terhadap suku, ras ataupun agama lain. Termasuk disaat dua keluarga yang akan menyatukan anaknya dalam ikatan pernikahan.

Pernikahan adalah bersatunya dua makluk (manusia) yang berbeda dimana keduanya memiliki keyakinan berkeluarga. Kemudian dalam istilah perkawinan yaitu suatu proses antara dua makluk hidup atau suatu kelompok yang bisa saling menerima sifat dan keinginan sehingga terbentuklah satu keluarga baru.

Komunikasi antar budaya merupakan komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, bisa beda etnik, ras, atau sosiol ekonomi, atau mungkin gabungan dari semua perbedaan. Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa mengatakan bahwa komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar orang-orang yang berbeda kebudayaanya, misalnya antara suku bangsa, ras, etnik dan kelas sosial. (Alo Liliweri, 2009;12)

Salah satu yang terpenting dalam sebuah pernikahan adalah adanya toleransi dari masing-masing pasangan. Seperti misalnya pernikahan antara suku Jawa di Sumatra yang walaupun dilahirkan dan dibesarkan dalam adat Minangkabau, tetapi pernikahan dilakukan dengan adat Jawa karena pasangannya berasal dari Jawa dan lingkungan tempat tinggal juga asli orang Jawa sehingga ini dilakukan untuk menghormati budaya di tempat tinggalnya sekarang.

Hal ini termasuk kedalam komunikasi antar budaya. Kesediaan untuk tinggal bersama keluarga besar pasangannya yang berbudaya Minangkabau juga termasuk kedalam komunikasi antar budaya karena dalam budaya Minangkabau hal tersebut menjadi sesuatu yang diharuskan yang sudah dilakukan sejak turun temurun dari nenek moyangnya. Tradisi yang ada di Minagkabau ketika akan menikah salah satunya adalah pihak perempuanlah yang melamar pihak laki-laki dan secara otomatis mereka harus mengikuti aturan yang ada di keluarga tersebut.

Perempuan di Minangkabau memiliki peranan penting dalam keluarga. Sehingga seorang laki laki yang menikah dengan perempuan dari Minangkabau harus mengikuti kemanapun istrinya tinggal, jika istrinya memilih untuk tinggal berdua saja dengan suami atau jika istri memilih tinggal bersama keluarga besar maka suami harus mengikuti istrinya. Dominasi perempuan dalam budaya Minangkabau tidak terlepas dari sistem kekerabatan yang dianut yaitu matrilineal.

Proses asimilasilah yang menyebabkan meleburnya budaya minoritas untuk mengikuti budaya mayoritas. Peleburan ini dibuktikan dengan masuknya budaya Jawa yang minoritas di Minangkabau dan lama kelamaan hilang karena lebih dominan budaya yang mayoritas yaitu budaya Minangkabau. Di samping itu, budaya mayoritas juga tidak ingin menghilangkan kebudayaan yang telah diajarkan sejak lahir, salah satunya adalah mengajarkan bahasa ibu kepada anak. Bahasa Indonesia, Minangkabau, dan Jawa digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga. Tujuannnya agar anak tidak kebingungan ketika berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan keluarga besarnya.

Komunikasi pada keluarga tersebut tetap berjalan dengan lancar karena adanya toleransi dan saling menghargai, serta mempelajari budaya baru. Berbagai macam perbedaan tersebutlah yang membuat Indonesia semakin kaya, jadi kita sebagai generasi muda harus bisa melestarikan budaya dengan baik, jangan sampai budaya asing mencampurinya dan merusak kebudayaan nenek moyang yang sudah ada. Budaya dari ibu ataupun ayah tetap harus sama sama kita jaga, hormati dan lestarikan.

Sumber : Liliweri, Alo 2009. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar budaya (Yaogyakarta: PT LKiS Printing Cemerlang)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline