Kisah harum menyisihkan setetes kenangan dari orde baru (Orba) yang notabenenya dibenci banyak kalangan.
Dari keotoriteran, PKI, hingga krisis moneter parah yang mencekam nyawa.
Bertahanlah Pieter, seorang Mayjen yang gagal di tengah jabatan. Namun, keemasannya jauh lebih indah dengan keaslian karakter yang Pieter bentuk sejak muda. Kisahnya pun lenyap dan hanya sekadar "Katanya".
1984-1986 Pieter Sambo dianugrahi sebagai Kapolda Sumatera Utara. Pieter diketahui menguasai ilmu ekonomi, politik, perbankan, pemerintahan, dan pastinya porak-poranda hukum di negeri ini. Mayjen cerdas juga terlahir dari pendidikan brilian. Tidak ada rumor kepalsuan ijazah, tetapi memang Pieter Sambo jagoan cerdas yang menyapu bersih institusi-institusi tinggi di dunia.
Komitt Gosudrstvennoy Bezopsnosti (KGB) Uni Soviet turut menjadi negara yang berkontribusi pada ilmu intelejen Pieter. Amerika serta Mossad Israel jadi bukti Pieter Sambo tidak kenal SARA dengan segala keterbukaan investasi ilmu yang ia dambakan.
Isdar kala itu seorang mahasiswa, bercerita kesan pertemuannya dengan sang Mayjen.
"Saya juga termasuk orang yang mengagumi sosok bernampilan rapi, necis, dan pembawaan tenang. Sosok itu saya temukan pada Mayor Jenderal (Pol) Pieter Sambo."
Cerita Pieter melawan post power syndrome juga tidak mudah, tetapi kehadiran Isdar cukup jadi penenang. Pasalnya, kekuasaan Pieter dikontrol oleh Cendana alias Soeharto pemegang dinasti Orba.
Siapa berani menentang dan berbeda?
Pieter tersingkirkan dari jabatan Kapolri!
Cukup keminioritasan untuk disingkirkan!
Pieter Sambo menjadi Kapolda Irian Jaya, Papua diiringi aktif kegiatan pramuka di tempat-tempat terpencil bersama Mayor Jenderal Mashudi Ketua Kwarnas 1978-1993. Pascakekuasaannya, Pieter teringat kala disambut dengan tari-tarian, menggunakan patwal, dan duduk sebagai pesohor di tengah masyarakat yang didatanginya.