Raka adalah seorang anak kecil yang sangat ingin memanjat langit. Setiap kali ia melihat langit yang terlihat begitu dekat namun tak terjangkau, hatinya selalu bergetar ingin mencapainya.
Suatu hari, Raka berjalan di taman dekat rumahnya dan melihat sebuah tiang yang tingginya mencapai langit. Dengan yakin, Raka berkata pada temannya, "Aku akan memanjat tiang ini dan mencapai langit!"
Teman-temannya tertawa dan menggelengkan kepala. "Tiang itu terlalu tinggi, Raka. Kamu tidak bisa memanjatnya!" ujar temannya, Maya.
Namun, Raka tidak terpengaruh. Dia mulai berlari ke arah tiang itu dan mencoba memanjatnya. Namun, dia hanya bisa mencapai setengah jalan sebelum akhirnya jatuh.
"Kamu melakukannya lagi, Raka. Kamu tidak akan pernah bisa mencapai langit," ujar Irfan, temannya yang lain.
Raka merasa sedih, tetapi dia tidak mau menyerah. Dia memutuskan untuk mencoba lagi dan lagi. Setiap hari, dia berlatih dengan tekun dan mencoba mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk memanjat.
Suatu hari, Raka bertemu dengan seorang pria tua yang melihatnya berlatih. "Kenapa kamu begitu tekun memanjat tiang itu?" tanya pria tua tersebut.
"Aku ingin mencapai langit," jawab Raka dengan yakin.
Pria tua itu tersenyum dan berkata, "Mencapai langit bukanlah tentang mencapai tujuan akhir, tetapi tentang proses dan perjuangan yang ditempuh untuk mencapainya."
Raka mengerti, dan mulai mencoba melihat perjalanan menuju tujuan yang ia inginkan. Dia mulai mempelajari lebih banyak teknik memanjat gunung, membaca buku tentang petualangan, dan melakukan latihan fisik yang lebih intens.
Suatu hari, Raka kembali ke taman itu dan mulai memanjat tiang lagi. Kali ini ia terlihat lebih kuat dan percaya diri. Ketika ia berhasil mencapai puncak tiang, ia berteriak dengan bahagia, "Aku meraih langit!"