Lihat ke Halaman Asli

Alfaz Ztr

Universitas Negeri Surabaya

Tujuan Hidup Manusia Sebenarnya

Diperbarui: 18 September 2019   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

          Ketika kita masih kecil, pasti dibenak kita berpikiran bahwa hidup hanyalah untuk bermain, bermain, dan bermain. sama....seperti orang pada zaman dahulu atau orang purba, mereka hanya berpikiran untuk mencari makanan saja. Tetapi sekarang berbeda...kita sekarang hidup di era modern atau era globalisasi dan kita juga telah diberi kelebihan oleh Allah SWT, yaitu sebuah akal untuk berfikir.

       Maka gunakan hidup ini untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba-Nya. yaitu selalu beribadah kepada-Nya. Sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Az-Zariyat:56, yang artinya "tidakkah Aku menciptakaan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Ku".

           Tetapi...jika tujuan hidup kita hanya melaksanakan kewajiban-kewajiban hamba kepada Allah SWT, maka apakah kita nanti tidak bekerja, tidak sekolah? Nah...jadi yang dimaksud ayat diatas ialah, kita tetap bekerja, bersekolah, ataupun melaksanakan kegiatan yang lain-lainnya..tetapi jangan lupa dengan tujuan Allah SWT dalam menciptakan kita. Kita lebih mengutamakan kepentingan akhirat, karena kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat bukan di dunia.

           Tetapi, kenapa kok masih banyak dikalangan kita yang lebih mementingkan dunia dari pada akhirat?

                  Maka, inilah penyakit hati yang harus di obati, diobati dengan cara apa...? Allah pernah berfirman "inilah Al-Qur'an yang Aku turunkan sebagai obat penyakit hati", Jadi obat hati ialah Al-Qur'an. Al-Qur'an juga sebagai penenang pikiran, jika kita dalam keadaan gelisah, putus asa, galau,   dll.

          Jadi, kemungkinan orang-orang yang lebih mementingkan dunia dari pada akhirat dan tidak mau merubahnya ialah orang-orang yang telah dikunci mati hatinya oleh Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline