Lihat ke Halaman Asli

Ngrasani

Diperbarui: 1 Mei 2016   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terkadang, keadaan tak sesuai harapan. Saat saya  mengharap sesuatu, satu waktu terwujud, diwaktu lainnya tidak. Bukan Allah tak mengabulkan harapan. Tapi, ke-Maha bijaksanaanNya, menghendaki hal-hal yang baik saja. Bisa jadi, hal yang tak terwujud, harapan yang pupus itu baik untuk saya dikemudian hari. Allah Swt sungguh Mengetahui yang terbaik untuk hambanya.

Kecewa itu hal wajar. Ketika seorang yang diharap menemani hidup pergi, dada serasa sesak. Sakitnya tuh disini. Kata Cita Citata. Ha ha.

Keluar dari soal pribadi. Kondisi ruang keluarga, ruang kerja, juga masyarakat kadang tak sesuai harapan. Ada saja hal yang mengganjal. Tak membuat enak hati. Seterusnya.

Jalinan komunikasi sering kali putus nyambung. Visi ideal sebuah keluarga, visi perusahaan sebagai tempat kerja, juga visi masyarakat yang mewadahi banyak kepala, tak berjalan. Mandeg. Jauh dari harapan.

Sebenarnya, mudah saja menangkap kambing hitam dari semua gagal visi ini. Semudah membalik tangan untuk menunjuk siapa yang salah. Jika tak berani menyebut langsung, obrolkan saja dalam ruang-ruang ngarasani antar kawan. Cas cis cus. Bas bis bus. Ruang-ruang ‘hitam’ ini dijamin tak sepi obrolan.

Ngrasani memang hal yang asyik. Agaknya setan menabur bumbu banyak-banyak di ruang ini. Hingga, saat satu, dua, tiga orang bertemu, dari obrolan ringan, ngalor-ngidul, akhirnya merambat, tertarik, dan terpancing untuk ngrasani. Padahal jelas, ngrasani atau dalam bahasa lain ghibah, tentu tak baik. Semua juga tahu itu.

Pertanyannya, apakah ngrasani mengubah kondisi tak sesuai harapan ini.  Tidak. Paling ujung, ngrasani hanya akan berbuah dosa. Dan tak enak hati, jika yang dirasani ternyata tahu kita rasani.

Sudahlah, semoga Allah meneguhkan hati dan lisan kita untuk jauh-jauh dari ghibah ini. Entah bakal gol apa tidak, Allah yang menentukan, tugas kita, mari bergiat, merubah kondisi tak sesuai harapan dengan melakukan banyak gerakan. Yakinlah, pada tiap gerak dan usaha itu ada barakah yang tak habis-habisnya. Al harakah, barokah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline