Lihat ke Halaman Asli

Alfath Syawal Ridho Putra

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika: Menghadapi Kecemasan saat Berbicara di Depan Umum

Diperbarui: 14 Mei 2024   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Syamsul Yakin dan Alfath Syawal Ridho Putra (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Gangguan mental yang dikenal sebagai kecemasan merupakan suatu kondisi yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan berbagai perasaan subjektif seperti tegang, resah, dan gelisah. Sebagai bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia, kecemasan memperkuat kesadaran akan keterbatasan dan kerentanan yang melekat pada diri kita.

Demam panggung, atau yang dikenal sebagai kecemasan beretorika, merupakan fenomena yang umum terjadi saat berbicara di depan umum. Terutama, ketakutan akan berbicara di hadapan banyak orang. Secara psikologis, kecemasan ini adalah reaksi alami yang bisa dialami oleh siapa pun yang tidak mempersiapkan diri untuk berbicara di depan publik.

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kecemasan yang beragam. Salah satunya adalah kurangnya latihan yang mengakibatkan kurangnya kebiasaan dalam berbicara di depan umum. Selain itu, kecemasan juga dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang menghambat kemampuan untuk mengembangkan kata-kata dan merespons pertanyaan dari audiens. Terakhir, kurangnya pengalaman juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kecemasan ini, yang erat kaitannya dengan tingkat jam terbang dalam berbicara di depan publik.

Antara ketiga faktor tersebut, ada yang bersifat internal seperti kurangnya latihan dan pengetahuan, sementara yang lainnya bersifat eksternal terkait dengan kurangnya sosialisasi dan interaksi. Namun, baik yang bersifat internal maupun eksternal dapat diatasi dengan langkah-langkah yang tepat.

Jika dianalisis lebih dalam, kecemasan dalam berbicara di depan umum sering kali muncul sebagai hasil dari faktor psikologis. Hal ini termasuk rasa takut akan dianggap bodoh, kekhawatiran yang berlebihan dan tidak beralasan, serta pengalaman negatif yang pernah dialami saat berbicara di depan publik. Fenomena ini dikenal sebagai trait anxiety atau kecemasan yang melekat pada pribadi seseorang.

Tidak jarang, kecemasan yang muncul secara tiba-tiba di atas panggung meliputi kehilangan fokus, ketegangan, kegugupan, dan rasa takut yang mendalam. Hal ini disebabkan oleh ketakutan akan kegagalan yang mendalam dan pola pikir yang negatif. Jenis kecemasan seperti ini dikenal sebagai state anxiety atau kecemasan situasional.

Pada titik ini, bisa disimpulkan bahwa kecemasan adalah hasil dari proses emosi yang muncul akibat tekanan dan perasaan tidak mampu menghadapinya. Dalam konteks kecemasan berbicara di depan umum, seringkali ada dua respon yang mungkin dilakukan. Pertama, dengan cara "fight" atau melawannya untuk mengatasi keadaan. Atau kedua, dengan cara "flight" atau melarikan diri, yang malah bisa memperburuk kecemasan tersebut.

Orang yang mengalami kecemasan berbicara di depan umum memiliki ciri-ciri yang khas, seperti suara yang terdengar parau, serak, atau terbata-bata. Mereka mungkin juga cenderung diam dalam waktu yang lama dan mengakhiri presentasinya dengan cepat. Secara fisik, tanda-tanda kecemasan seperti berkeringat berlebihan dan detak jantung yang meningkat dapat terlihat jelas pada mereka.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa kecemasan berbicara di depan umum sebenarnya tidak perlu dihilangkan sama sekali. Bahkan, kecemasan dapat menjadi dorongan untuk melakukan persiapan yang lebih matang, mempelajari materi dengan lebih baik, dan memahami audiens dengan lebih mendalam. Oleh karena itu, yang terbaik adalah mengelola kecemasan berbicara di depan umum melalui persiapan yang matang dan latihan yang memadai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline