Lihat ke Halaman Asli

alfath firdaus

seorang mahasiswa jurnalistik, jenjang pendidikan S1 di universitas islam negeri syarif hidayatullah jakrata

Menggali Seni Komunikasi Retorika: Pathos, Logos, dan Ethos

Diperbarui: 29 Mei 2024   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Oleh: Syamsul Yakin dan Alfath Firdaus
Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memahami Pathos: Sentuhan Emosional dalam Komunikasi

Pathos dalam retorika berarti kemampuan seorang komunikator untuk mengelola emosi, empati, dan persuasi dengan baik. Saat seorang komunikator mampu menunjukkan empati yang tulus dan mempengaruhi perasaan audiensnya, komunikasi yang produktif akan terjalin. Dengan kata lain, pathos adalah seni menyentuh hati audiens dan membuat mereka merasa terhubung dengan pesan yang disampaikan.

Logos: Kekuatan Bukti dan Logika dalam Retorika

Logos adalah elemen persuasi yang menggunakan bukti logis dan nyata. Dalam retorika klasik, logos sering disebut sebagai argumen retoris atau pembuktian logis. Penggunaan logos berarti menyajikan data, fakta, dan argumen yang rasional untuk mendukung pernyataan kita. Ini adalah cara untuk meyakinkan audiens bahwa apa yang kita katakan masuk akal dan didukung oleh bukti yang kuat.

Ethos: Karakter dan Kredibilitas Pembicara

Ethos merujuk pada kekuatan karakter pribadi seorang komunikator. Ini berarti bahwa seorang pembicara harus memiliki integritas dan kepercayaan diri sehingga ucapannya dapat dipercaya oleh audiens. Ketika pembicara memiliki ethos yang kuat, audiens cenderung lebih percaya dan menerima pesan yang disampaikan. Karakter dan kredibilitas adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan menguatkan dampak komunikasi.

Dalam dunia komunikasi retorika, menguasai pathos, logos, dan ethos adalah hal yang penting. Ketiga elemen ini saling melengkapi dan membantu seorang komunikator menyampaikan pesan dengan cara yang paling efektif. Dengan memahami dan mengaplikasikan ketiganya, kita bisa menjadi komunikator yang lebih baik dan menciptakan komunikasi yang lebih produktif dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline