Lihat ke Halaman Asli

Suryana Alfathah

Santrizen Millenial

Review Novel Respati: Membunuh Lewat Mimpi

Diperbarui: 5 Desember 2024   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Judul: Respati
Penulis: Ragiel JP
Penerbit: Clover
Jumlah Halaman: 243 hal
ISBN: 978-623-030-366-1

Sinopsis
Kejadian mengerikan terjadi di Yogyakarta. Para korban ditemukan tewas tergantung dalam posisi terbalik. Tidak ada satu pun yang tahu siapa pelaku semua pembunuhan itu.

Namaku Respati. Aku mempunyai kemampuan aneh, yaitu bisa masuk ke dalam mimpi seseorang hanya dengan menyentuh kulit Si Pemimpi. Aku sudah terbiasa dengan kemampuan ini sebelum mengenal Wulan yang ternyata mimpinya tidak bisa kutembus. Dari Wulan-lah aku tahu bahwa aku seorang Penjelajah Mimpi. Dari Wulan pun aku tahu bahwa semua kasus pembunuhan itu berhubungan erat dengan kemampuanku.

Review Singkat
Respati adalah salah satu novel remaja yang diangkat ke layar lebar tahun ini dengan judul Malam Pencabut Nyawa. Jujur saja, saya nonton filmnya duluan sebelum baca novelnya. Setelah baca, ternyata terasa sekaki perbedaannya. Kalau di film, sisi horornya lebih ditonjolkan, sedangkan novelnya lebih fokus ke unsur misteri.

Novel ini sendiri punya genre yang lumayan unik: campuran misteri, fantasi, thriller, horor, dan ada bumbu romansa juga. Ini pertama kalinya saya baca novel lokal dengan unsur fantasi. Biasanya saya lebih suka novel misteri-thriller yang lebih "realistis." Tapi, Respati berhasil bikin saya tertarik, terutama karena temanya yang unik, yaitu dunia mimpi. Ceritanya tentang seseorang yang punya kemampuan luar biasa terkait mimpi: bisa lucid dream (mengendalikan mimpi sendiri), melihat mimpi orang lain, bahkan masuk ke mimpi orang lain!

Penulisnya jelas banget melakukan riset soal dunia mimpi. Ada istilah-istilah baru seperti oneironaut dan raunt, plus beberapa istilah ilmiah lainnya. Semuanya dijelaskan dengan cukup detail tapi tetap ringan, jadi nggak bikin pusing. Penulis juga memasukkan unsur mitologi yang bikin ceritanya makin kaya dan seru.

Gaya bahasanya enak diikuti, walaupun alurnya terasa agak lambat di beberapa bagian. Dialognya sih sederhana, tapi kadang terasa ada pengulangan logika yang bikin sedikit monoton. Meski begitu, cerita dan plotnya tetap seru buat ukuran novel remaja. Misterinya cukup bikin penasaran, apalagi soal siapa sebenarnya dalang di balik semua pembunuhan "Mayat terbalik" dalam cerita. Sayangnya, buat saya, plot twist-nya nggak terlalu wah. Tapi, penulis pintar banget menggiring pembaca ke arah yang salah, jadi tetap ada elemen kejutan.

Yang menarik adalah pesan dari cerita soal dunia mimpi. Kadang mimpi memang terasa lebih indah daripada kenyataan. Kalau kita bisa mengendalikan mimpi seperti di cerita ini, pasti kita bakal betah berlama-lama di sana. Dunia mimpi seperti dunia yang sempurna, di mana kita bisa melakukan apa saja, pergi ke mana saja, bahkan mengubah realitas sesuai keinginan. Tapi justru di situlah bahayanya. Kalau terlalu terlena, kita bisa lupa sama dunia nyata. Padahal, dunia nyata, meski nggak sempurna, adalah tempat kita belajar dan tumbuh. Semua kejadian yang kita alami---baik atau buruk---pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Kalau hidup selalu sesuai keinginan, kita nggak akan pernah belajar untuk jadi lebih kuat.

Secara keseluruhan, Respati cukup menarik. Saya kasih skor 7,8/10. Filmnya juga keren, salah satu yang terbaik tahun ini, apalagi jarang ada film horor fantasi yang berhasil di Indonesia. Kalau kalian udah nonton filmnya, cobain baca novelnya deh biar bisa bandingin, lebih seru yang mana. Selamat membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline