Lihat ke Halaman Asli

Suryana Alfathah

Santrizen Millenial

Review Novel Alegori Valerie: Balas Dendam Lewat Kamera!

Diperbarui: 1 Desember 2023   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Judul: Alegori Valerie
Penulis: Aya Widjaja
Penerbit: Noura Publishing
Jumlah Halaman: 234 hal
ISBN: 978-623-242-286-5

Sinopsis
Valerie ingin cepat mati. Hidupnya kehilangan arti. Setelah ibunya bunuh diri, Valerie dituduh membunuh 3 orang, termasuk ayah kandungnya sendiri.
Hingga Valerie bertemu Haezel, mahasiswa hukum yang berkeras memfilmkan kisah hidupnya demi menuntut keadilan. Menurut Haezel, sosok di balik kamera lebih berkuasa daripada mereka yang memegang senjata.
Haezel memberi Valerie satu tujuan hidup baru; membalaskan dendam!

Review Singkat
Ini era saat orang lebih takut sama kamera daripada senjata. (Hal. 46)

Impresi pertama setelah selesai membaca buku ini adalah seru, keren, seolah kita menonton film action hollywood sekelas John Wick, Die Hard dan Kingsman. Mungkin diantara buku penerbit Noura Publishing yang ber label "Urban Thriller", Alegori Valerie adalah satu-satunya yang menyuguhkan adegan baku hantam, tembak-tembakan dan kejar-kejaran yang intens. Buktinya dari awal cerita saja kita sudah diberikan adegan penembakan yang cukup tragis ala ala film mafia.

Valerie yang saat itu berusia 13 tahun harus menghadapi situasi yang berbahaya karena ayahnya, Fredy sedang ditodong pistol oleh 3 orang preman di rumahnya. Valerie yang telah dilatih menembak oleh ayahnya pun tak tinggal diam dan mencoba untuk menolong. Tembak menembak pun tak bisa dielakkan, dua preman diantaranya tewas seketika dan satunya lagi kabur entah kemana. Sayang nya di sana terdapat satu korban lagi, yaitu Ayahnya.

Singkat cerita, Valerie di penjara selama 7 tahun atas penembakan tersebut. Setelah bebas, ia berubah karakter menjadi perempuan yang cool, edgy, dan sensitif. Awalnya ia berniat membalas dendam dan ingin mencari tahu apa yang sebenar nya terjadi. Namun disisi lain dirinya juga merasa balas dendam tak akan mengubah apapun. Akhirnya ia bertemu Haezel, yang terobsesi untuk membuat film tentang kisah hidup Valerie. Namun, mereka tak menyadari bahwa sejak Valerie bebas dari penjara, bahaya tetap mengintai.

Oke, mungkin itulah cerita secara garis besar nya. Berikut nya saya mau bahas narasinya.

Narasinya mengalir dan enak diikuti. Penjelasan detail action sequence nya pun mudah dipahami. Serius, nuansa yang dibangun dalam novel ini benar-benar seperti dalam film action hollywood. Latar suasana seperti hujan, gudang kotor, rusun, dan lainnya membuat aura kelam nya cukup terasa.

Lebih sukanya lagi, dalam novel ini banyak dijelaskan bagaimana cara membuat film, istilah, trik, peralatan perfilman dan bagaimana proses dalam pembuatannya.

Dalam cerita, Haezel berniat membuat film tentang kisah hidup Valerie, yang tak lain tujuannya adalah untuk menegakkan keadilan. Iya, pada zaman sekarang kamera justru lebih berkuasa daripada senjata. Orang-orang zaman sekarang lebih takut ditodong kamera daripada pistol. "Lo pegang kamera, lo punya kuasa!". Itu lah penyakit baru di era media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline