Musim kemarau menjadi berkah tersendiri bagi Muhammad Dedy Marhadi. Penjual air bersih sekaligus mahasiswa UPN Veteran tersebut mengaku, bahwasanya sejak kemarau datang penjualan air bersih mendadak meningkat.
"Satu jirigen berisi (12 liter) air bersih biasa saya jual dengan harga Rp2.000. Biasanya orang-orang ambil 3 sampai 5 jirigen" ucap Dedy sabtu (18/11)
Warga Bulusidokare mengandalkan air yang dijual oleh Dedy. Dikarenakan banyak dari warga setempat yang sulit untuk mendapatkan air bersih dari sumur mereka. Dan banyak yang beranggapan bahwa lebih baik membeli air dari kalo yang jual air ambilnya dari prigen. Kalo saya ini dari pdam, lalu saya tampung di tandon. Nanti kalo ada yang beli tinggal ngisi per jirigen." tutur Dedy
Yang menarik adalah dedy tidak berkeliling layaknya penjual lainya. Ia cukup menjaga dirumah, menunggu pembeli datang. Para pembeli juga disediakan beberapa gerobak untuk mendorong hingga rumah mereka.
Menjadi penjual air bersih merupakan sampingan keluarganya untuk mengisi waktu luang. Ia mengatakan bahwasanya penjualan air keluarganya sudah ada sebelum Dedy lahir. Dedy juga mengatakan hasil dari penjualan air bersih juga tidak bisa diragukan.
itulah hasil wawancara bersama dengan Muhammad Dedy Marhadi. Dapat kita simpulkan bahwa peluang rezeki bisa didapat dari mana saja. kesimpulan dari wawancara tersebut dapat digolongkan kepada teori maslow sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H