Lihat ke Halaman Asli

Alfariz Muhan Mandega

Mahasiswa Angkatan 2022 UIN Malang

Integrasi AI dalam MIS: Meningkatkan Prediktivitas dan Efisiensi Pengambilan Keputusan

Diperbarui: 8 Oktober 2024   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Integrasi AI dalam Manajemen Sistem Informasi (Sumber: Freepik.com)

Integrasi AI dalam MIS: Meningkatkan Prediktivitas dan Efisiensi Pengambilan Keputusan

Dalam era transformasi digital yang semakin kompleks, sistem informasi manajemen (MIS) telah menjadi pilar utama dalam mendukung pengambilan keputusan di berbagai organisasi. Namun, artikel yang ditulis oleh Vladimir Zwass pada tahun 1984 berjudul "Management Information Systems---Beyond the Current Paradigm" mengajukan pandangan bahwa sistem MIS tradisional belum mampu sepenuhnya menjawab tantangan pengambilan keputusan yang tidak terstruktur dan dinamis. Misalnya, sistem MIS konvensional sering kali hanya berfungsi sebagai alat untuk menyediakan informasi yang sudah ada tanpa menawarkan fleksibilitas yang dibutuhkan dalam situasi yang cepat berubah.

Zwass berpendapat bahwa sistem informasi manajemen harus berkembang agar bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat. Salah satu aspek penting yang dibahas dalam artikel ini adalah pentingnya integrasi teknologi baru seperti komputasi kolaboratif dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam MIS. Teknologi ini memungkinkan keputusan tidak hanya dibuat berdasarkan data historis, tetapi juga dapat memperkirakan pola dan tren yang muncul, memberikan nilai prediktif dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan laporan IDC (2020), penerapan AI di perusahaan-perusahaan diperkirakan akan meningkat sebesar 17% setiap tahun hingga 2025, mencerminkan kebutuhan sistem yang lebih canggih.

Lebih lanjut, Zwass menekankan bahwa masa depan MIS tidak hanya bergantung pada kemampuan menyediakan informasi, tetapi juga pada fleksibilitas sistem untuk mendukung kolaborasi lintas departemen dan menyediakan alat analisis yang lebih adaptif. Sistem yang terlalu kaku tidak akan mampu mengikuti dinamika yang berkembang, terutama di tengah peningkatan volume data dan kebutuhan bisnis yang semakin beragam. Dengan demikian, evolusi MIS menjadi lebih responsif terhadap tantangan masa depan menjadi suatu keharusan bagi keberhasilan organisasi di era digital.

***

Vladimir Zwass dalam artikelnya menawarkan wawasan yang menarik tentang perkembangan sistem informasi manajemen (MIS) di masa depan. Ia menekankan bahwa sistem tradisional, meskipun bermanfaat, sering kali tidak cukup fleksibel untuk menangani keputusan manajemen yang tidak terstruktur. Salah satu inovasi yang diusulkan Zwass adalah penerapan komputasi kolaboratif dalam MIS. Teknologi ini memungkinkan manajer untuk berkolaborasi secara real-time dalam pengambilan keputusan, tidak terbatas oleh lokasi geografis. Komputasi kolaboratif telah terbukti meningkatkan produktivitas tim lintas departemen, di mana keputusan yang melibatkan banyak pihak dapat dibuat lebih cepat dan akurat. Sebuah studi dari McKinsey (2018) menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan teknologi kolaborasi melihat peningkatan efisiensi hingga 25%.

Selain itu, Zwass menggarisbawahi pentingnya peran kecerdasan buatan (AI) dalam pengambilan keputusan manajemen. AI memberikan kemampuan analitik yang jauh melampaui kemampuan manusia, terutama dalam hal menganalisis data yang kompleks dan tidak terstruktur. Misalnya, AI dapat digunakan untuk memproses data dalam jumlah besar, mengidentifikasi pola tersembunyi, dan memberikan rekomendasi yang mendalam bagi pengambil keputusan. Ini relevan dengan tren industri saat ini di mana 35% organisasi besar di seluruh dunia telah mengadopsi AI dalam operasional mereka (Gartner, 2020). Integrasi AI dalam MIS memungkinkan sistem untuk menjadi lebih prediktif, bukan hanya menyediakan informasi historis, tetapi juga membantu manajer meramalkan kondisi bisnis yang akan datang.

Zwass juga menyoroti pentingnya sistem informasi yang mendukung fleksibilitas dalam proses pengambilan keputusan. Dalam banyak kasus, keputusan yang diambil oleh manajer tidak sepenuhnya terstruktur dan memerlukan adaptasi terhadap situasi yang terus berubah. Oleh karena itu, MIS yang terlalu bergantung pada aturan dan prosedur tetap tidak akan efektif di lingkungan bisnis yang dinamis. Sistem harus mampu mengakomodasi keputusan yang kurang terstruktur dan memfasilitasi masukan dari berbagai sumber secara real-time. Dengan menggunakan teknologi seperti AI dan komputasi kolaboratif, MIS dapat berkembang menjadi alat yang lebih canggih dan mendukung keputusan strategis yang berbasis data.

Penekanan Zwass pada pentingnya integrasi teknologi baru dalam MIS juga didukung oleh kenyataan bahwa volume data global terus meningkat dengan cepat. Menurut laporan dari Statista (2021), diperkirakan volume data global akan mencapai 175 zettabyte pada tahun 2025. Hal ini semakin menegaskan bahwa organisasi harus mengadopsi sistem yang mampu menangani data dalam skala besar dan menganalisisnya secara efisien untuk menghasilkan keputusan yang informatif. Penerapan komputasi kolaboratif dan AI dalam MIS tidak hanya membantu mengelola data besar, tetapi juga meningkatkan kemampuan organisasi untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan kondisi bisnis.

***

Secara keseluruhan, artikel Vladimir Zwass (1984) menyoroti pentingnya evolusi sistem informasi manajemen (MIS) untuk menghadapi tantangan masa depan. Integrasi teknologi seperti komputasi kolaboratif dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam MIS memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mendukung pengambilan keputusan yang tidak terstruktur. Dengan sistem yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika bisnis, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan menghasilkan keputusan yang lebih tepat berdasarkan analisis data yang lebih mendalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline