Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Misterius di Tol Cipularang

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412346087217902109

(Sebuah kenangan dari catatan perjalanan bersama : Teteh, Mirza, Dini, Chimotz, Sany dan Haris sepulang mengantar Icha dan Cute mau pergi Cours d'ete)


Sumber : Dokpri

Malam itu, bulan September 2005, kami meninggalkan Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 21.00 malam setelah anak saya boarding dan tidak terlihat lagi dari ruang depan bandara, saya bersama istri dan 2 anak menggunakan 1 mobil sementara 4 orang teman anak saya yang ikut mengantar menggunakan mobil lain beriringan menuju Bandung. Di perjalanan kami merasa lapar dan kami telepon mereka (rombongan lain) apakah akan ikut makan malam bersama atau tidak, dan setelah mendengar bahwa mereka tidak akan ikut kami maka rombongan itu saya tinggalkan di belakang dengan perhitungan nanti akan tersusul lagi di jalan Tol setelah kami makan.

Sekitar pukul 23.00 malam ketika kami baru saja selesai makan di sebuah Restoran Padang di Purwakarta kami mendapat telepon bahwa rombongan tadi mengalami tabrakan beruntun di area setelah liwat Sadang, sehingga kamipun buru-buru pergi ke arah Gerbang Tol Sadang lalu berbelok ke arah Bandung dan akhirnya mereka ditemukan di Km 80-an sesudah lewat pintu keluar Jatiluhur.

Penyebab kejadiannya adalah karena tempat tersebut sangat gelap dan di depan ada sebuah truk berjalan pelan sambil mengeluarkan asap tebal sehingga tidak kelihatan dari jauh dan celakanya truk itu bergerak ke kanan karena akan menyalip truk lainnya, oleh karenanya teman anak saya  menginjak rem secara mendadak sehingga mobilnya ditabrak dari belakang dan mobil yang menabraknya juga ditabrak lagi dari belakang, tapi alhamdulillah tidak ada korban apapun kecuali 3 buah mobil mengalami kerusakan dan yang paling parah adalah yang ditengah karena mengalami kerusakan di depan dan di belakang mobilnya.

Kita mungkin mengatakan ajaib, karena rombongan teman anak saya semua selamat, mobil yang di tengah dan yang paling parah yaitu sebuah Kijang yang dipenuhi penumpang juga tidak ada yang mengalami luka sedikitpun,  dan yang paling belakang juga sangat beruntung karena mereka membawa anak kecil yang tidak mengenakan sabuk pengaman akan tetapi sukurnya anak tersebut tidak terlempar ke kaca mobil, sehingga Petugas Derek di situ mengatakan “Waduh pak, ini beruntung sekali karena di sini tempatnya angker dan kalau ada kecelakaan jarang ada yang selamat”. Tetapi sesungguhnya semua itu tidak terlepas dari campur tangan Tuhan yang Maha Kuasa.

Kemudian semua yang terlibat kecelakaan mengadakan kesepakatan di kantor Jasa Marga Jatiluhur disaksikan Petugas PJR, dan setelah semua sepakat maka kami anggap persoalan sudah beres. Kami bersiap akan meneruskan perjalanan akan tetapi teman anak saya itu  sudah tidak sanggup lagi menyetir karena mungkin masih kaget sehingga saya gantikan dia dan mobil saya dikemudikan oleh anak saya pulang ke Bandung.

Diperjalanan mobil yang saya kemudikan lampunya tiba-tiba meredup dan semakin lama semakin redup dan akhirnya betul-betul mati tapi sebelum mesin mati saya masih sempat membawanya ke pinggir jalan dan berhenti. Mobil itu betul-betul sudah tidak dapat diapa-apakan lagi sehingga satu-satunya jalan hanyalah menelepon Jasa Marga agar diberikan bantuan mobil derek, waktu itu jam menunjukan sekitar pukul 2.30 dinihari dan ketika saya melihat ke papan penunjuk kilometer terlihat Km 97,2. “Waduh”, kata saya dalam hati, saya pernah mendengar katanya tempat ini merupakan lokasi angker dan waktu itu belum ada Rest Area seperti sekarang ini (gambar bawah) sehingga malam itu benar-benar gelap serta berkabut dan juga dingin sekali.

14123063211342714757


Rest Area Km 97 Cipularang, di latar belakang kelihatan bukit tempat petilasan yang penuh nuansa mistis.
Sumber : maruzar.blogspot.com

Berada di dalam kegelapan, sementara untuk sekedar menyalakan lampu bahaya (hazard lamp) saja sudah tidak dapat, saya menunggu sambil duduk di pagar besi di pinggir jalan Tol sambil mengamati keadaan karena takut ada mobil yang mengambil jalur paling kiri, tapi yang lainnya tinggal di dalam mobil mungkin karena di luar dingin dan saya pikir gak apa-apalah karena waktu itu hanya ada satu dua mobil yang melintas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline