Oleh : Achmad Faizal
Judul Buku : Kebenaran yang Hilang (Sisi Kelam Praktik Politik dan Kekuasaan dalam Sejarah Kaum Muslim)
Penulis : Farag Fouda
Penerjemah : Novriantoni
Edisi : Cetakan II, Agustus 2008
Penerbit : Yayasan Wakaf Paramadina bekerjasama dengan Penerbit Dian Rakyat
Tebal Buku : 198 Halaman
Sebelum masuk menengok bagaimana konten dari buku (kontroversial) ini, ada baiknya sebagai pengantar, kita berkenalan dengan siapa penulisnya yang juga dinilai cukup kontroversial di negara asalnya.
Dia adalah Farag Fouda (1945-1992), seorang intelektual (sekuler), aktivis HAM, dan penulis Mesir. Ia terkenal dengan gagasan - gagasan kritis dan sarkasnya terhadap gerakan fundamentalisme/revivalisme islam khususnya di Mesir.
Yang membuat namanya naik daun adalah peristiwa kematiannya yang berakhir diujung peluru panas. Ia ditembak mati oleh 2 pria bertopeng yang belakangan diketahui merupakan aktivis Jamaah Islamiyah, tepat di depan kantornya di Madinat al-Nasr, Kairo pada 8 Juni 1992.
Jika ditelusuri apa sebab musabab peristiwa tersebut terjadi, maka kita akan menemukan kaitan yang erat dengan fatwa sekelompok Ulama Al - Azhar yang keluar beberapa hari sebelum peristiwa tragis tersebut. Isi fatwa tersebut menyatakan bahwa Farag Fouda telah divonis murtad sebab pikiran dan tulisannya dinilai telah menghujat agama dan karenanya ia dinyatakan telah keluar dari islam. Ini berarti ia adalah musuh islam dan konsekuensinya adalah halal darahnya. Labelisasi halal berarti boleh dibunuh. Maka dokumen inilah yang menjadi titik keberangkatan para pembunuh Farag Fouda.[1]